Indonesia, Filipina, dan Malaysia menyepakati kerja sama dalam menghadapi permasalahan di laut. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan untuk urusan kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah.
"Seperti yang menteri (Luar Negeri RI) katakan, untuk kemanusiaan, tidak mengenal batas wilayah," ujar Gatot.
Hal ini disampaikan Gatot usai melakukan pertemuan dengan Panglima Bersenjata Filipina dan Malaysia di Gedung Agung, Yogyakarta, Jumat (5/5/2016).
Permasalahan kemanusiaan, kata Gatot, sifatnya universal. Menurut Gatot, ketika ada yang membutuhkan pertolongan, maka kita tidak bisa diam saja.
"Sekarang, kalau contohnya saya di sini, di Indonesia. Di depannya laut Filipina, ada yang mau tenggelam. Masa saya diam saja?" jelasnya.
Gatot menjelaskan telah ada mekanisme hot pursuit yang memungkinkan angkatan bersenjata suatu negara memasuki wilayah negara lain di kondisi tertentu.
"Misalnya kita mengejar perompak di Filipina. (Hot pursuit) Itu sudah berlaku. Tapi setiap kita lewat, kita sampaikan," kata Gatot.
SOP Kesepakatan RI-Filipina-Malaysia Rampung Bulan Ini
Indonesia, Filipina, dan Malaysia menyepakati kerja sama dalam menghadapi masalah keamanan di laut. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan pembahasan standard operating procedure (SOP) akan rampung pada bulan ini.
"(Pertemuan) Sekarang hanya garis besarnya saja. Nanti joint working grupnya, nanti akan ada (pertemuan) lagi," ujar Gatot.
Hal ini disampaikan Gatot usai melakukan pertemuan dengan Panglima Bersenjata dari Malaysia dan Filipina di Gedung Agung, Yogyakarta, Jumat (5/5/2016).
Gatot menargetkan bulan ini pembahasan melalui SOP antara para panglima bersenjata ketiga negara akan rampung dalam bulan ini.
"Secepat mungkin. Sebagian masih akan tinggal, jadi akan kita jabarkan lagi," kata Gatot.
"Dalam hitungan bulan ini harus selesai," imbuhnya.
Yang terpenting, kata Gatot, saat ini ketiga negara sudah sepakat bahwa ada misi kemanusiaan yang harus diselesaikan. Tak hanya itu ketiga panglima bersenjata juga telah sama-sama siap mengerahkan seluruh matranya.
"Dari Panglima Malaysia dan Filipina, semua matra akan dilibatkan. Karena mereka sangat merasa pentingnya ini," kata Gatot.
"Semua matra kita akan dilibatkan nanti," imbuhnya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 05 Mei 2016
RI-Filipina-Malaysia Sepakati Patroli Bersama Kawasan Perbatasan Maritim
Label:
Internasional,
Kerjasama Militer,
Maritim,
Perbatasan NKRI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Sebuah video yang menggambarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 menyiksa beberapa orang yang diduga tertuduh teroris beredar di dunia maya. Vi...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar