Indonesia punya potensi uranium yang tinggi. Meski demikian, Kebijakan Energi Nasional (KEN) menjadikannya sebagai sumber energi pilihan terakhir. Uranium maupun jenis-jenis nuklir lainnya dinilai berbahaya karena menimbulkan radiasi.
Indonesia pun masih kaya akan sumber-sumber energi alternatif lain seperti panas bumi, air, angin, matahari, dan sebagainya. Sumber-sumber energi tersebut lebih diprioritaskan pengembangannya dibanding nuklir.
"Kita berbeda dengan negara seperti Korea dan Jepang yang tidak punya banyak kekayaan sumber energi. Kalau mereka mengembangkan nuklir karena memang tidak punya banyak pilihan. Kalau kita masih punya banyak sumber energi lain yang lebih aman dan lebih murah," kata Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi, saat dihubungi detikFinance, Senin (2/5/2016).
Dia menambahkan, penggunaan uranium pasti akan menimbulkan radiasi. Perlu teknologi tinggi untuk mengolah polusi radioaktif yang ditimbulkan uranium menjadi tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar.
Menurut perhitungannya, penggunaan uranium juga tidak ekonomis, rata-rata harga listrik dari PLTN mencapai di atas US$ 15 sen/kWh atau sekitar Rp 1.950/kWh (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.000), jauh lebih mahal dibanding listrik dari batu bara dan banyak sumber energi lain.
Bila ingin mengembangkan PLTN berbahan bakar uranium di Indonesia, BATAN harus menguasai dulu teknologi yang membuat uranium aman dan murah.
"BATAN harus kuasai teknologinya dulu, itu yang kita minta di RUEN (Rencana Umum Energi Nasional). Kita minta teknologi yang membuat itu (uranium) tidak berbahaya, kita tunggu lah," tukasnya.
Sebelumnya, BATAN mengaku beberapa waktu lalu melakukan eksplorasi mineral radioaktif (bahan galian nuklir) di beberapa daerah di Indonesia. Hasilnya, ditemukan sejumlah potensi uranium di beberapa tempat.
Potensi mineral uranium telah ditemukan BATAN berada di daerah Kalan, Melawi, Kalimantan Barat.
Selain Kalan, ada beberapa daerah yang potensial lainnya memiliki kandungan uranium, seperti di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Sibolga Sumatera Utara, dan Biak Papua. BATAN menghitung besaran potensi uranium di Indonesia mencapai 7.000 ton. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
jgn gt donk ... yg jd pertanyaan bnyk ahli teknik nuklir dr UGM ga terpakai di dlm negri... mrk kerja di Luar negeri donk...sumber daya Uranium yg kt miliki jgn cm di ekspor aja... sebanyak apa kt punya alokasi Batubara/ solar untuk Pembangkit Listrik... lama2 jg abis...blm lagi dipakai tuk konsumsi transportasi/ kendaraan tempur... masa nunggu abis baru mikir... jepang kmrn2 terjadi kebocoran nuklir gara2 tsunami tp mrk dapat menanggulanginya... kt sewa ahlinya dan berdayakan ahli Nuklir yg ada dr Dalam Negeri...
BalasHapusselagi masih bisa gunakanlah energi yg ramah lingkungan
BalasHapusKlo sudah ada pltn broker2 minyak pada nganggur g ada pendapatan maka dari itu banyak yg nolak pltn dengan segala alasan, cepat atau lambat pasti akan ada pltn sebab tolak ukur kemajuan negara itu ada di nuklir, bila negara itu ada nuklir wlaupun itu hanya untuk listrik, negara yg suka usil akan berpikir panjang untuk menyerangnya,contohnya iran
BalasHapusOmongan tak bermutu, yg namanya nuklir tetap ja beradiasi...tapi hasilnya khan gak jg! Emang beras IR yg kita konsumsi tiap hari dr hasil rekayasa nuklir khan!?
BalasHapusOmongan para pecundang bin kaki tangan asing...!
Omongan tak bermutu, yg namanya nuklir tetap ja beradiasi...tapi hasilnya khan gak jg! Emang beras IR yg kita konsumsi tiap hari dr hasil rekayasa nuklir khan!?
BalasHapusOmongan para pecundang bin kaki tangan asing...!