Meski memiliki sejumlah peralatan militer terbaru, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melaporkan hanya sekitar 40% Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista ) yang dapat dioperasikan. Banyaknya Alutsista yang mangkrak dipicu minimnya anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dimiliki institusinya.
"Budget yang ditetapkan pemerintah terus terang tidak cukup. Peralatan tempur kita beroperasi 40 %," kata Purnomo disela acara penandatangananan nota kesepahaman pasokan BBM dengan PT Pertamina (Persero), di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Purnomo mengungkapkan, terbatasnya anggaran menyebabkan instansinya dan TNI harus menanggung utang hingga Rp 8 triliun sampai akhir periode kabinet Indonesia Bersatu jilid dua yang berakhir pada tahun depan.
"kami harus membayar BBM pada akhir kabinet Rp 8 triliun, utang kami untuk membayar BBM. Ini mengganggu operasi TNI," tuturnya.
Dari perhitungan Kemenhan, kuota yang cocok untuk memenuhi kebutuhan BBM Alutsista TNI sebetulnya hanya 0,4 juta kilo liter (Kl). Kedepan Kemenhan memperkirakan kebutuhan BBM akan menjadi 0,6 juta KL seiring penambahan armada Alutsista.
"Berdasarkan hasil BPKP, yang kami perlukan tidak banyak, 0,4 juta Kl. Namun karena peralatan kita sebagian tua dan memerlukan konsumsi BBM yang banyak, lima tahun kabinet itu luar biasa pembangunan alat TNI," jelasnya.
Kondisi ini diakui Purnomo menjadi dilema bagi instansinya. Pasalnya, tugas TNI dalam menjaga kemanan dan ketertiban negara harus dihantui dengan tumpukan utang yang ditanggung.
"Menhan tidak bisa bayar utang ke Pertamina, di sisi lain kami memerlukan untuk kebutuhan operasi peralatan. Disini dengan uluran tangan pertamina, bisa membantu kita," paparnya.
Jika TNI dapat menjalankan tugasnya dengan baik, Kemenhan yakin kerugian negara dapat diselamatkan. Terlebih lagi aktivitas ilegal seperti penyelundupan BBM, illegal fishing, yang begitu banyak bisa memicu kerugian yang lebih besar bagi keuangan negara. (Liputan6)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 19 Desember 2013
60% Persenjataan Tempur TNI Tidak Berfungsi Dengan Baik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
Pemerintah dan DPR ga pernah nanggapin serius soal logistik. Tanpa dukungan logistik militer seperti bbm, makanan, amunisi, transport prajurit pengganti, baju dan peralatan lainnya sehebat apa pun militer kita ngga akan bisa menang perang. Pertempuran moderen dimenangkan dengan logistik.
BalasHapusGimana mau jalanin Panser Anoa, Sukhoi, Korvet Sigma, dll kalau kita ngga punya cadangan minyak strategis or cadangan bbm darurat? Mau menang perang cuma modal infantri saja sih mimpi mau menang, jaman sekarang bukan 1945 lagi.
alutsista yang sudah tua, terutama yang konsumsi bahan bakarnya sudah tidak efisien mending dipensiunkan saja dan diganti dengan yang baru yang lebih efisien
BalasHapus