Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengharapkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dapat melakukan diversifikasi, dalam arti mampu melakukan kegiatan ekspor atau pemenuhan kebutuhan luar negeri, sehingga industri pertahanan dalam negeri tidak selamanya bergantung kepada pemerintah, dan dapat lebih mandiri dalam mendukung kekuatan TNI serta dapat mendorong pembangunan perawatan pesawat dari berbagai instansi.
Hal tersebut disampaikan Menhan RI yang didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol. M. Sutarman, Kabasarnas Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharuddin dan Wakasau Marsdya TNI Sunaryo serta anggota Komisi I DPR/RI Chandra Tirta Wijaya, pada acara penyerahan tiga pesawat CN-295 untuk TNI Angkatan Udara dan Sembilan helikopter masing-masing enam unit jenis Bell 412-EP untuk TNI Angkatan Darat, satu unit untuk Kepolisian RI dan dua unit helikopter jenis Dauphin AS365 N3+ untuk Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) dari PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Selasa (17/12).
Lebih lanjut Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menyampaikan, moment penyerahan alat utama sistem persenjataan (alustsista) produksi PT DI ini, menandai perkembangan pesat industri pertahanan dalam negeri selama kurun waktu lima tahun terakhir, khususnya bidang kedirgantaraan. Dan hal tersebut sangat relevan dengan prinsip bahwa negara yang kuat adalah apabila memiliki industri pertahanan yang kuat. Sedangkan untuk membangun industri pertahanan yang kuat, perlu ditopang dengan penelitian dan pengembangan atau litbang yang juga mumpuni.
Sementara itu, hal senada juga disampaikan Dirut PT DI Budi Santoso, bahwa dengan penyerahan pesawat dan helikopter kepada tiga institusi pemerintah yang dilaksanakan serentak ini, menunjukkan komitmen PT DI untuk dapat memenuhi kebutuhan sekaligus modernisasi alutsista TNI.
Pesawat CN-295 yang akan digunakan oleh TNI AU merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision goggles (NVG), sehingga pesawat angkut sedang versi militer ini dapat diandalkan di kelasnya.
Sedangkan Helikopter Bell 412-EP memiliki spesifikasi awak dua pilot serta dapat mengangkut 13 orang personel. Sementara Helikopter jenis Dauphin AS365 N3+ memiliki spesifikasi pengawak sebanyak dua orang pilot dengan kapasitas 11 orang personel dan berkecapatan maksimum 306 km/jam. (DMC)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 18 Desember 2013
PT DI diharapkan Mampu Lakukan Diversifikasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
-
PT Dirgantara Indonesia sedang mempertimbangkan pengembangan pesawat angkut taktis CN235 menjadi varian komersial angkut penumpang. Perusaha...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar