TNI Angkatan Laut memahami kegeraman Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menyatakan akan membakar dan menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan yang tertangkap masuk perairan Indonesia.
Kini yang terbaru, ratusan nelayan ilegal asal Malaysia ditangkap oleh patroli gabungan TNI-Polri. Jumlahnya diperkirakan mendekati 200 orang.
Aksi tegas bukan omong kosong. TNI AL kini menambah kekuatan di perbatasan. Mereka mengirimkan empat kapal perang tambahan ke perbatasan Malaysia dan Filipina. Misi utamanya mengejar kapal-kapal nelayan asing yang mencuri kekayaan laut Indonesia.
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Balikpapan Kolonel (P) Ariantyo Condrowibowo menegaskan semua kapal itu bersenjata lengkap.
"Saat ini yang menjadi perhatian utama kami adalah melindungi nelayan kita dan pencegahan nelayan asing yang mencuri ikan di perairan kita," katanya.
Seperti apa empat kapal perang yang dikirim. Ini sosok mereka
1. KRI Suluh Pari 809
KRI Suluh Pari merupakan kapal PC 36M, sebuah produk Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (fasharkan) TNI AL, Mentigi. Pertama kali diluncurkan pada tahun 2005.
Kapal bernomor lambung 809 ini bertugas sebagai armada patroli cepat. Tugasnya sebagai sebagai kapal perang terbatas anti kapal permukaan. Cocok untuk menghadapi aksi perompakan, illegal logging, pencurian ikan dan kejahatan perairan lainnya.
"Kecepatannya KRI tersebut mencapai 20 knot dan todongan meriam Oerlikon 20 mm langsung bisa membuat kapal pencuri ikan tidak berkutik," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Balikpapan Kolonel (P) Ariantyo Condrowibowo.
KRI Suluh Pari memiliki berat 90 ton. Dengan dimensi 36 meter x 7 meter. Ditenagai oleh 3 mesin MAN 1100HP D2842 LE 410, sebenarnya kapal ini sanggup maju hingga kecepatan maksimum 33,8 knot.
Kapal perang berbahan fiberglass tersebut diawaki oleh maksimal 20 pelaut.
KRI Kakap 811 |
2. KRI Kakap 811
KRI Kakap dengan nomor lambung 811 merupakan kapal patroli TNI-AL. Kapal ini merupakan jenis FPB-57 generasi pertama buatan Jerman.
KRI Kakap dioperasikan mulai 1988 oleh TNI AL. Kapal perang ini mengandalkan meriam tunggal 40 mm serta dua senapan mesin 7.62 mm.
Kapal yang mempunyai 49 awak kapal ini mempunyai ukuran 58,1 m x 7,62 m x 2,73 m. Kecepatan maksimum 28.1 knot dan berbobot penuh 425 ton.
Kapal patroli ini juga dilengkap dek yang cukup lebar untuk mengangkut sebuah helikopter NBO-105.
KRI Birang 831 |
3. KRI Birang 831
KRI Birang dengan nomor lambung 831 ini merupakan produksi dalam negeri buatan Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan TNI AL Mentigi. Nama birang diambil dari species Ular Birang yang hidup di Sumatera dan Sulawesi.
KRI Birang memiliki ukuran 40 m X 7,2 m X 2 m. Kapal berbahan fiber glass ini mampu melaju hingga kecepatan 20 knot.
Persenjataannya rudal C-802 dan 2 senapan mesin 12,7 mm. Cukup membuat si ular ini makin bergigi menghadapi kapal penyelundup atau pencuri kekayaan laut Indonesia.
Sehari-hari KRI Birang dioperasikan 20 awak kapal. Dia dibuat tahun 2007 dan mulai bertugas di TNI AL tahun 2008.
KRI Pulau Rengat 711 |
4. KRI Pulau Rengat
KRI Pulau Rengat dibuat di Galangan GNM Belanda tanggal 19 Desember 1985 dan diluncurkan tanggal 27 Agustus 1987. Kapal bernomor lambung 711 ini masuk ke dalam jenis kapal pemburu ranjau.
Kekuatannya ada pada manuver yang lincah dan sensor radar yang kuat. Kapal ini mengandalkan dua meriam Rheinmetall kaliber 20mm.
KRI Pulau Rengat memiliki kemampuan kecepatan maksimum 15 knot dan kecepatan jelajah 12 knot. Kapal ini berawak maksimal 60 pelaut.
Jika melacak ranjau laut saja bisa. Tentu bukan hal sulit bagi awak KRI Pulau Rengat memburu kapal-kapal nelayan Malaysia. (Merdeka)
Tindak tegas pencuri2 ikan dan kayu yg secara tdk langsung dibeking oleh negara asalnya. Aplg nelayan malaysia beserta negaranya yg bermental MALING itu. Dasar maling gk tau diri, sdh ketangkap masih minta kompromi lagi. Negara MAlAYSIA=Suka mencuri wilayah2 NKRI, Rakyat MALAYSIA=Suka mencuri ikan dan kayu. MALAYSIA=berjiwa dan bermental MALING
BalasHapusajak damai aja deh ky polisi nilang kita
Hapus