Cari Artikel di Blog Ini

Rabu, 26 November 2014

Polri Tanggapi Kritikan Rencana Penggunaan Seragam Loreng Untuk Brimob

Penggunaan seragam loreng di Korps Brimob Polri mendapat kritikan dari banyak pihak.

Pihak Polri pun angkat bicara soal seragam loreng yang ramai dipergunjingkan usai perayaan HUT ke-69 Korps Brimob RI di Markas Brimob Kepala Dua Depok, Jabar, Jumat (14/11/2014) lalu.


Polri Tanggapi Kritikan Rencana Penggunaan Seragam Loreng Untuk Brimob
Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengenakan seragam Brimob dalam upacara HUT Brimob Jumat (14/11/2014). Selama ini anggota Brimob Polri tidak memakai seragam loreng-loreng sejak berlangsungnya orde reformasi atau mulai tahun 1998

"Jangan kita lihat penggunaan seragam loreng itu jadi sesuatu yang bermasalah. Karena pengamat ada yang cari-cari kesalahan di balik penggunaan itu," tegas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny Frangky Sompie, Selasa (25/11/2014) di Mabes Polri.

Dijelaskan Ronny, penggunaan seragam loreng tersebut dikenakan sesuai dengan lokasi dan penugasan. "Di Indonesia ada hutan, polisi tidak selalu bekerja di perkotaan," kata Ronny.


Sebelumnya penggunaan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) bermotif loreng yang digunakan kembali di Korps Brimob Polri menulai kecaman dari Indonesia Police Watch (IPW).

Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, penggunaan seragam loreng akan membuat rancu untuk membedakan mana polisi dan mana tentara, terlebih di pedesaan.

Bahkan Neta juga menyampaikan, penggunaan seragam loreng menggambarkan kemunduran polisi sipil yang profesional menjadi polisi militeristik.


Pengadaan Seragam Loreng Brimob Pakai APBN

Penggunaan seragam loreng di Korps Brimob Polri berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Hal itu diutarakan oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny Frangky Sompie, Selasa (25/11/2014) di Mabes Polri.

"Pengadaan seragam tidak mungkin gunakan uang di luar APBN. Itu melalui pengajuan ke Asrena kemudian APBN yang ada," ujar Ronny.

Ronny melanjutkan, Polri juga bantu PBB sebagai polisi perdamaian dunia. Seragam yang digunakan sesuai warna padang pasir, dan itu dibiayai APBN.

"Sekarang bekerja di dalam negeri sendiri, setelah dikaji, demi penyamaran brimob untuk memudahkan ketika melakukan pengejaran di hutan," kata Ronny.

Lalu menyinggung kembalinya Brimob berseragam loreng menimbulkan kesan polisi berkarakter militer.

Ronny mencoba membandingkan dengan polisi di luar negeri yang menggunakan pakai loreng, dan itu sudah lama.

"Kita hanya 10 tahun terakhir tidak pakai karen lepas dari ABRI. Mau bilang apa soal polisi yang di luar negeri itu? Kita ini negara yang punya hutan. Kalo pakai warna yang tidak bisa menyamar, itu sama saja menyerahkan diri ke penjahat," ujar Ronny. (Tribun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters