F-16 atau Su-35
Untuk meningkatkan kemampuan tempurnya, KSAU menyatakan bahwa TNI AU saat ini membutuhkan pesawat tempur di atas generasi keempat sebagai pengganti F-5 Tiger yang sudah menua. Dari sejumlah tawaran yang masuk, TNI AU cenderung menginginkan pesawat generasi lebih tinggi dari yang dimiliki saat ini.
“Kalau F-16 ya dari Block 60. Kalau Sukhoi ya Su-35. Itu harapan kami mudah-mudahan pemerintah mengabulkan. Supaya para teknisi kita juga tidak mengalami kesulitan ,” ujarnya. Seperti diketahui, TNI AU sudah berpengalaman mengoperasikan F-16 selama 25 tahun dan Sukhoi selama 12 tahun.
Sementara itu pergelaran kekuatan pesawat tempur ke seluruh pangkalan strategis di Indonesia merupakan salah satu program yang kini gencar dilakukan. Guna menunjang poros maritim, TNI AU juga mengembangkan beberapa satuan untuk mengoptimalkan kinerjanya.
Beberapa pangkalan TNI AU di wilayah perbatasan ditingkatkan statusnya . Seperti Lanud Ranai di Natuna, Lanud Tarakan, Lanud Leo Wattimena di Morotai, dan Lanud Merauke. Beberapa lanud lain juga akan ditingkatkan menjadi Tipe A seperti Lanud Supadio, Lanud Roemin Nurjadin, dan Lanud Suryadarma.
Pergelaran kekuatan pesawat tempur ke lanud-lanud perbatasan dinilai sangat tinggi nilainya dibanding harus mengeluarkan anggaran yang lebih besar untuk pembangunan skadron tempur di tempat-tempat tersebut. TNI AU hanya tinggal memperbaiki infrastruktur untuk bisa didarati dan digunakan. “ Pesawat tempur kan geraknya cepat. Jadi yang penting adalah kesiapan dan kehadirannya,” urai KSAU.
Pertanyaan selanjutnya, apakah dengan datangnya pesawat-pesawat tambahan tersebut TNI AU mampu mendukung biaya operasionalnya ? Sedangkan TNI AL saja mengalami hal dimana kapal-kapalnya kesulitan beroperasi karena kekurangan bahan bakar. “Ya mudah-mudahan pemerintah meningkatkan anggarannya. Saat ini kami bersyukur anggaran tiap tahunnya bertambah,” tutup KSAU. (Defense-studies)
Angkasa Magazine, no 6 Maret 2016, tahun XXV
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 12 Maret 2015
Pengganti F-5 Tiger : F-16 Block 60 Atau Su-35 ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
di Harian Kompas kmrn beberapa negara semangat utk menawarkan dr USA=F16 Blok 60, Rusia Su-35, Eurofighter Typhoon, Swedia Grippen : dr semua itu harga yg paling murah Su-35 tp operasionalnya mahal 1 jam 400juta n yg paling murah Grippen cmn 79,8 juta tp harga belinya mahal, klo Typhoon mahal jg tp mesin awet sampai 30 tahun, F-16 jg mahal. TNI AU cenderung milih Su-35 karena efek penggentarnya yg tinggi cz Australi mw beli F-35, Singapura F-35. Jangkauan radar Sukhoi jg paling tinggi yakni 400km dibandingkan Grippen yg 180km.....klo aku sih lbh suka Sukhoi Su-35 cz dr segi politik jg lbh enak drpd dr barat yg rese urusan HAM ma Demokrasi (contoh Swedia menghentikan kerja sama dgn Arab Saudi cz masalah HAM)
BalasHapusPertanyaan selanjutnya, apakah dengan
BalasHapusdatangnya pesawat-pesawat tambahan jet 16 dan su 35 atau gripen
tersebut TNI AU mampu mendukung biaya
operasionalnya ? Sedangkan TNI AL saja
mengalami hal dimana kapal-kapalnya
kesulitan beroperasi karena kekurangan
bahan bakar. “Ya mudah-mudahan
pemerintah meningkatkan anggarannya.
Semoga ajaseperti kaya tahun tahun kemarin karena Indonesia besar penduduk nya sudah Maju tinggi tegnologi pinter ,cerdas dan juga pandai pandai,
sebagai orang indonesia, warga negara indonesia , kita harus cinta tanah air indonesia , dukung pembangunan indonesia yang rakyat bahagia, sehat, kaya makmur sajetera dan adil juga
BalasHapusbaru permasalahan hukuman mati ausie sdh kebakaran jenggot, apalg senjata kita dr blok barat sdh pasti , hbis buat bulan2an embargo , klw buat operasional bisa dianggarkan,tp klw mau hemat BBM pakai supertucano sj...kita beli pesawat buat perang, bukan buat patroli atw latihan...su 35 mungkin boros tp mematikan di udara..
BalasHapusTumben tomihadia waras.
BalasHapussalam kenal semuanya, saya sependapat om ini khusus untuk bertempur mahal tidak jadi masalah asal aman. uang sangat tau barang yang bagus. jangan sampe yang di bicarakan pak menhan terjadi soal "Indonesia kalau perang paling biasa bertahan 3 hari".
BalasHapus