Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau dikenal AirNav Indonesia mengaku diperintahkan pemerintah Indonesia untuk kembali merebut wilayah udara yang ada di Kepulauan Natuna.
Mulai 2015 AirNav Indonesia mengaku menyiapkan strategi agar kedaulatan udara NKRI yang selama ini dikuasai Singapura dan Malaysia atau sektor ABC bisa kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Tiga tahun target yang diusung optimis bisa tercapai.
"Untuk sektor ABC (yang dikelola Singapura dan Malaysia) ditargetkan selesai tiga tahun dari sekarang. Bahkan, kita diultimatum sama Menhub RI dalam waktu enam bulan action nya harus sudah kelihatan," kata Direktur Services Development and IT AirNav Indonesia, New In Hartaty Manullang, di Hotel Savoy Homann, Bandung, Rabu (16/9).
"Sesuai roadmap, AirNav Indonesia siap mendukung pemerintah mengambil alih sektor ABC dalam waktu satu tahun. Itu semua dari segi fasilitas navigasi, jadi setahun ini untuk modernisasi alat bisa kita capai," terangnya menambahkan.
Sektor ABC mulai dikelola Singapura pada 1973. Area termasuk sektor A ialah wilayah di bagian utara Singapura, sedangkan sektor C mencakup bagian utara sektor B yang tersambung ke Laut China Selatan. Pengelolaan tata ruang udara sektor C dengan ketinggian di atas 24.500 kaki dilakukan oleh Singapura. Sedangkan untuk ketinggian di bawah 24.500 kaki, pengelolaan diserahkan kepada Malaysia.
Menurut dia, mengambil kedaulatan NKRI di udara sangatlah penting. Tentu saja di luar fasilitas navigasi dan modernisasi alat, lanjut dia, harus ada lobi negara untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Tentunya sektor ABC jadi prioritas. Ini merupakan semangat kita mengambil alih dan memodernisasi peralatan berbasis satelit," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah melalui Menko Maritim Rizal Ramli dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu terus mendukung AirNav lantaran kini Indonesia disuplay alat canggih.
Pulau Natuna merupakan salah satu dari 12 pulau terluar milik Indonesia. Natuna berbatasan langsung dengan Malaysia dan Vietnam. Dengan letak geografisnya yang berada di Laut China Selatan, posisi Natuna juga terbilang strategis. Karena itu, kontrol udara atas wilayah Natuna terbilang amat penting bagi Indonesia. Anggaran yang mencapai Rp 1,8 triliun untuk merebut udara Natuna ini disebutkannya bisa meningkatkan kekuatan pertahanan dan keamanan Negara dan pertumbuhan bisnis penerbangan. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 16 September 2015
AirNav Indonesia Akan Rebut Kembali Kedaulatan Udara Kepulauan Natuna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar