PANGLIMA TNI Laksamana TNI Agus Suhartono memimpin upacara pemberangkatan Satuan Tugas (Satgas) Maritim Task Force (MTF) XXVIII-E/UNIFIL ke Perairan Lebanon dalam suatu upacara militer di Dermaga Markas Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin (11/3).
Hadir pada upacara pemberangkatan Satgas TNI MTF XXVIII-E/UNIFIL ini antara lain Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, Kepala Staf Umum TNI, Marsekal Madya TNI Daryatmo, dan sejumlah pejabat TNI.
Satgas ini berjumlah 100 personel TNI yang dipimpin oleh Komandan Satgas MTF, Letkol Laut (P) Hersan, mengemban misi perdamaian dunia yaitu United Nations Security Council Resolution (UNSCR) Nomor 1701 di Lebanon, selama enam bulan dan pelayaran selama dua bulan pergi pulang. Satgas TNI Kontingen Garuda ini menggunakan KRI Diponegoro-365 menggantikan KRI Sultan Hasanuddin-366 yang telah melaksanakan tugas selama enam bulan.
KRI Diponegoro-365 merupakan jenis kapal perusak kawal berpeluru kendali milik TNI AL buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda. KRI Diponegoro-365 berangkat dari dermaga Kolinlamil pada 11 Maret 2013 menuju Lebanon kurang lebih selama dua bulan dengan menyinggahi beberapa pelabuhan seperti Cochin (India), Salalah (Oman), Port Said (Mesir) dan Beirut (Lebanon).
Panglima TNI menjelaskan tugas utama KRI Diponegoro-365 adalah sebagai unsur MTF membantu Angkatan Laut Pemerintah Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya secara mandiri, mengamankan garis pantai, mencegah masuknya senjata dan material lainnya secara ilegal ke dan dari Lebanon oleh pihak tertentu berdasarkan mandat resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 tahun 2006.
“Dengan melaksanakan pengawasan wilayah perairan Lebanon, diharapkan dapat mewujudkan perdamaian abadi di Lebanon,” kata Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI, keberhasilan TNI mengirim empat kapal perang dalam misi MTF UNIFIL telah menunjukkan kepada dunia internasional, bahwa profesionalisme TNI diakui dan sejajar dengan angkatan bersenjata negara-negara lain. Beberapa negara yang mengirimkan pasukannya pada misi PBB di Lebanon atau troops Contributing Countries (TCC) diantaranya adalah Jerman, Italia, Spanyol, Yunani, dan Turki.
Salah satu keunggulan dari KRI Diponegoro-365 adalah melaksanakan pengawasan perairan Lebanon melalui laut dan melaksanakan pengawasan perairan melalui udara dengan pengoperasionalan Helikopter yang dibawa. Hal ini disebabkan karena dari sejumlah Satgas MTF UNIFIL, hanya ada dua negara yang menyertakan Helikopter, salah satunya dari Indonesia. (Jurnas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar