Kubu oposisi Australia (Partai Buruh) mendesak Perdana Menteri Australia, Tony Abbott bertindak cepat untuk memperbaiki hubungan dengan Indonesia, sebelum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pensiun sebagai Presiden Indonesia.
Hubungan Indonesia dan Australia retak karena dua masalah. Yakni, soal penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap para pejabat Indonesia dan soal pelanggaran kedaulatan Indonesia yang dilakukan kapal-kapal Australia ketika mengusir para pencaria suaka.
Juru bicara kubu oposisi Australia untuk urusan luar negeri, Tanya Plibersek, mengatakan perbaikan hubungan kedua negara sudah mendesak. ”Sangat diinginkan untuk melihat hubungan dikembalikan ke pijakan normal sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan kantornya (pensiun) pada bulan Juli,” katanya.
Plibersek, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Kamis (24/4/2014), khawatir jika hubungan tidak cepat dinormalkan, aka nada banyak masalah ke depan. ”Saya pikir dalam pemerintahan (Indonesia) mendatang, setiap presiden baru, tentu saja akan memprioritaskan apa yang harus mereka lakukan di dalam negeri sebelum bekerja untuk memperbaiki hubungan (dengan) Australia,” katanya kepada radio ABC.
”Saya khawatir bahwa hubungan dengan Australia mungkin tergelincir ke bawah,” lanjut dia. Sudah enam bulan sejak Indonesia menarik duta besarnya di Australia dan menangguhkan kerjasama, hubungan kedua negara belum dipulihkan.
Puncak kemarahan Indonesia terjadi, ketika muncul bocoran laporan dari bekas kontraktor National Security Agency (NSA), Edward Joseph Snowden, bahwa intelijen Australia pernah menyadap ponsel Presiden SBY, istri dan pera pejabat tinggi Indonesia.
Indonesia menuntut Australia menandatangani kode etik spionase sebelum kedua negara mulai bekerja sama dalam penanganan penyelundupan manusia, pertahanan dan kerjasama intelijen. Plibersek mengaku menggunakan momen kunjungan resmi pertamanya ke Indonesia untuk membantu mengakhiri gesekan antara kedua belah pihak yang sudah beralurut-larut. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 25 April 2014
Abbott didesak perbaiki hubungan sebelum SBY pensiun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar