Muda dan terlihat masih belia. Tapi siapa sangka Sersan Dua (Serda) Lucky sudah menjadi pemimpin bagi rekan-rekan yang jauh lebih tua darinya. Serda Lucky dipercaya menjadi Wakil Komandan Pos (Wadanpos) penjagaan di Dusun Nelu, wilayah perbatasan NKRI dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), sebuah titik terpencil yang berada di atas bukit.
Bersama Komandan Pos Sertu Sodikin, Serda Luky memimpin kesepuluh anak buahnya dari Batalyon Armed XI Kostrad Magelang. Sehari-hari mereka siap-siaga demi memastikan keamanan di perbatasan. Serda Lucky tak pernah membayangkan kondisi di perbatasan yang ternyata sangat menyedihkan. Mereka seolah hidup di dunia luar dan terpencil.
"Saya shock melihat Pos Nelu pertama kali. Jauh, terpencil dan hampir tidak ada pembangunan di sini,"" cerita Serda Luki kepada merdeka.com ketika berkesempatan melihat pilar perbatasan NKRI-Leolbatan, RDTL, TTU, beberapa waktu lalu.
Serda Lucky menjalani hari-harinya dibalut kesunyian dan kesepian. Satu-satunya cara agar berhasil dalam tugas adalah membangun hubungan kekeluargaan dengan anak buah dan warga setempat.
"Di sini beda dengan pos lain dengan tingkat kejenuhan tinggi. Kuncinya saling jaga perasaan. Kita tidak selamanya perintah ala militer. Tahu situasi dan lihat kondisi moril mereka. Yang penting tidak melenceng dari aturan," tutur dia.
Tiga bulan berlalu, Serda Luky sudah mulai betah di Pos Nelu. Sebagai wakil komandan, Serda Luky juga punya tugas menjadi penyambung lidah antara anak buahnya dengan sang komandan, Sertu Sodikin. Peran ini penting dan strategis sebagai salah satu penentu keberhasilan tugas menjaga perbatasan negara. Meski punya kuasa di pos perbatasan, dia mengaku tak ingin semena-mena dalam menjalankan tugas. Dia tetap bekerja bersama anak buahnya.
"Pikiran atau perasaan apa saja dari anak buah saya kemudian sampaikan kepada Danpos. Begitu juga sebaliknya," kata Lucky.
"Saya menempatkan diri, mentang-mentang Wadanpos bukan berarti tidak kerja. Makanya tidak ada yang bilang saya enak sendiri. Kerjanya juga sama-sama. Isi air di WC saja sama-sama. Karena Wadanpos dan Danpos tidak berarti tinggal pakai," cerita lulusan sekolah calon Bintara (secaba) PK di Kodam V Brawijaya Jatim 2012 ini.
Menjaga kondisi perbatasan bukan hal mudah. Ancaman gangguan keamanan umumnya yang berhubungan dengan batas wilayah. Kalau sudah menyinggung perebutan batas wilayah, antar saudara bisa saling bertikai. Seperti yang terjadi pada November 2015.
"Mereka orang keras dan saling mengklaim tanah. Padahal itu sudah menjadi wilayah steril," jelas pemuda kelahiran Tarakan ini. Saya heran, selama ini mereka mereka saling menyalahkan dan menganggap diri benar. Tapi pada bulan arwah, mereka berkumpul untuk makan sirih Pinang dan minum sopi di pekuburan," tutup dia. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 25 Desember 2015
Kisah Heroik Komandan muda di batas negara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar