Indonesia dan Australia akan mengadakan 2+2 meeting yang mempertemukan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara. Sejumlah isu akan dibahas dalam forum ini.
"Besok kita akan melakukan 2+2 meeting dengan Australia. Ada sejumlah hal yang akan dibahas," ujar Menlu Retno Marsudi kepada wartawan di Hotel Sofitel Sydney Wentworth, Sydney, Minggu (20/12/2015).
Pertemuan akan dilakukan pada Senin (21/12) besok. Selain Retno dan Menhan Ryamizard Ryacudu dari pihak Indonesia, dari kubu Australia akan hadir Menlu Julie Bishop dan juga Menhan Marise Ann Payne.
Isu-isu yang akan dibahas dalam pertemuan itu antara lain mengenai di bidang Polhukam yakni counter terrorism/foreign fighters, maritime security, dan people smuggling atau yang kerap dikenal dengan istilah 'manusia perahu'. Di sektor ekonomi, akan dibahas mengenai perdagangan, investasi dan kerjasama maritim. Kerjasama antar kawasan juga akan dirembug di antaranya mengenai ASEAN dan IORA.
Isu seputar terorisme menjadi salah satu penekanan dalam pertemuan besok. Untuk itu, Kepala BNPT Saud Usman Nasution juga direncanakan akan hadir dan juga untuk meneken kerjasama antiteror dengan pihak Australia.
"Pak Saud akan menandatangani MoU combating international terorism dengan Australia. Mengenai persoalan global juga akan kita bahas di antaranya mengenai situasi di Timur Tengah," kata Retno.
Retno mengatakan 2+2 meeting antara Indonesia dengan Australia ini merupakan kali ketiga. Pertemuan terakhir dilakukan pada 3 April 2013.
"Merujuk pada rentang waktu dengan pertemuan terakhir, maka pertemuan 2+2 meeting ini sangat diperlukan untuk dilakukan sekarang, mengingat bagaimana dinamika kawasan selama rentang waktu tersebut," ujar Retno.
"Sebelum pertemuan 2+2 saya akan bertemu Menlu Australia dan Pak Ryamizard bertemu Menhan Australia. Ada waktu pertemuan tiga jam. Saya rasa cukuplah untuk membahas sejumlah isu," sambung mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda ini.
Di tengah pekan ini, Retno dan Ryamizard juga sudah melakukan 2+2 meeting dengan Menlu dan Menhan Jepang. Kerjasama militer dan juga sikap kedua negara mengenai Laut China Selatan dibahas dalam pertemuan tersebut. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 20 Desember 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Bakamla RI pada 15 Juli 2015 pukul 09.00 WITA menemukan kapal KM. Sinar Purnama di Perairan Tarakan. KAL Simaya yang merupakan unsur Operas...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki satu-satunya ahli nuklir di dunia yang menerapkan pengayaan uranium dengan teknologi rendah. ...
-
Submarine type 214 Angkatan Laut Portugal Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cer...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Selain pembelian Su-35, Rusia juga telah memulai pembicaraan awal dengan Indonesia terkait pengiriman kapal selam diesel-elektrik (kelas Kil...
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang suda...
-
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengaku tidak habis pikir dengan kegiatan intelijen yang dilakukan oleh Pemerintah Australia. Menl...
-
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memeriksa 15 orang saksi terkait hilangnya 250 batang dinamit milik PT Batu Sarana Persada pada...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar