Presiden Joko Widodo mempunyai strategi jitu dalam menghadapi manuver China yang berulang kali mengerahkan nelayan mereka mengeruk hasil laut di perairan Pulau Natuna, Kepulauan Riau.
Demi membentengi kedaulatan NKRI di wilayah terluar Pulau Natuna, Presiden Jokowi, berencana menggeser ribuan nelayan yang ada di wilayah Jawa untuk menangkap ikan di Laut Natuna. Tidak tanggung-tanggung jumlah yang dikerahkan ditaksir sekitar 6.000 nelayan.
“Daripada orang lain yang main di sini,” ujar Jokowi saat berkunjung ke Natuna baru-baru ini seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group).
Untuk keperluan tersebut, Jokowi mengarahkan supaya ada pembangunan pembangkit listrik di Natuna, yang dalam jangka pendek akan segera dibangun tahap awal 50 megawatt. Hal ini ditempuh karena Natuna kaya akan sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi.
“Natuna memiliki cadangan gas melimpah dengan volume 222 triliun kaki kubik (TCF). Cadangan itu tidak akan habis hingga 30 tahun ke depan. Jika diuangkan, nilainya mencapai enam ribu triliun rupiah, tegas Jokowi.
Gubernur Kepri Nurdin Basirun mengatakan, dalam rapat kemarin ia memaparkan sejumlah potensi ekonomi dan pariwisata di Natuna. Namun, kata dia, potensi tersebut sulit dimaksimalkan karena minimnya sarana dan infrastruktur.
Untuk itu, Nurdin mengajukan beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Natuna. Dan usulan ini, kata Nurdin, mendapat respon positif dari Presiden Jokowi. Presiden berencana menggelar rapat lanjutan untuk membahas hal tersebut.
Terkait masukan yang disampaikan Gubernur Kepri Nurdin Basirun, Presiden Jokowi langsung meminta para pembantunya memperhatikan pembangunan ekonomi di Kabupaten Natuna. Terutama untuk dua sektor, yaitu perikanan dan minyak dan gas bumi (migas).
Menurut Menlu, Retno LP Marsudi, berdasarkan data dari Kementerian ESDM, saat ini ada 16 sumur migas di wilayah Natuna. Lima di antaranya sudah berproduksi. Sementara 11 lainnya masih dalam tahap eksplorasi.
“Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan, red) tadi juga sudah menyampaikan mengenai pengembangan sektor perikanan terutama pembangunan sentra kelautan dan perikanan secara terpadu di Natuna,” pungkas Retno menutup percakapan. (jpnn/liputan6)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 25 Juni 2016
Sebar 6000 Nelayan di Perairan Natuna Sebagai Strategi Jokowi Atasi China
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Hebat dan Mantap NKRI
BalasHapus