Indonesia sebagai sebuah negara bangsa dengan gugusan pulau-pulau terbesar di dunia, sudah sepantasnya diperhitungkan dalam kancah internasional. Namun, hal itu tak lantas menjadi jaminan, bahwa bangsa yang terdiri dari beragam suku ini akan dihargai oleh negara-negara lain, terutama negara tetangganya.
Sebut saja Malaysia sebagai negara 'sepersusuan' dari klan Melayu, yang hidup berdampingan dengan Indonesia. Tak jarang, Malaysia sebagai negara tetangga terdekat Indonesia justru menunjukkan sikap yang seakan-akan sedang mencari masalah, dengan berbagai klaim terkait sejumlah aspek budaya yang sudah berabad-abad dikenal dunia sebagai ciri khas Indonesia.
Di satu sisi, hal ini sebenarnya merupakan bukti bahwa Indonesia sebagai negara bangsa yang 'mengaku' besar, nyatanya juga dituntut untuk berbuat sesuatu demi menjaga kekayaan intelektual warisan leluhurnya.
Meski demikian, tak dipungkiri bahwa memang ada sejumlah negara yang memang terkesan menyepelekan Indonesia, dengan melakukan sikap-sikap yang bisa menimbulkan polemik akibat melanggar hal-hal vital yang dianggap krusial oleh bangsa ini.
Berikut adalah beberapa negara, yang kerap dianggap melecehkan kedaulatan Indonesia dengan sikap-sikap mereka yang semena-mena terkait aspek budaya, kedaulatan, dan harga diri bangsa:
1. Malaysia langgar wilayah udara RI
Laporan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyebut bahwa sejak Januari 2015, pesawat tempur Malaysia sudah sembilan kali melakukan pelanggaran dengan terbang melintas di wilayah udara RI.
Sembilan pelanggaran yang dilakukan Malaysia itu dilakukan, saat pesawat tempur Indonesia sedang tidak ada di Kalimantan atau Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketiadaan penjagaan itu membuat pesawat Malaysia dengan seenaknya masuk wilayah udara RI. Namun, setiap pesawat tempur TNI AU ada di wilayah perbatasan tersebut, mereka tidak berani masuk dan melakukan pelanggaran semacam itu.
Dari hasil evaluasi TNI, diduga terdapat unsur kesengajaan dari pesawat militer Malaysia itu ketika memasuki zona udara nusantara, khususnya di wilayah sengketa Ambalat, sisi timur pantai Kalimantan.
Diketahui, sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia kerap bersitegang terkait Blok Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada tahun 2002, ketika Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia atas sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan yang berada di Blok Ambalat.
2. Klaim teritorial China
Klaim wilayah teritorial yang dilakukan oleh pemerintah negeri tirai bambu di laut Natuna atau wilayah Laut China Selatan yang dekat dengan Indonesia, akhir-akhir ini bahkan kembali memanas.
Di tahun 2016 ini saja, sudah dua kali terjadi insiden yang melibatkan kapal sipil China dengan kapal militer Indonesia. Pada Jumat (17/6) lalu, patroli TNI AL memergoki 12 kapal ikan asing di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna.
Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menyatakan, belasan kapal ikan asing tersebut diyakini TNI AL sedang melempar jaring, untuk melakukan pencurian ikan. Hingga akhirnya, kapal KRI Imam Bonjol pun dikerahkan untuk menangkap mereka.
Bahkan, ketika Kapal TNI AL itu memperingatkan mereka untuk mematikan mesin, baik melalui radio komunikasi maupun pengeras suara, permintaan tersebut diabaikan dan kapal ikan asing itu menambah kecepatannya.
Bahkan, karena merasa tak terima dengan perlakuan pihak Indonesia tersebut, pemerintah China pun mengirim nota protes karena mengaku nelayan sipil mereka ditembak oleh TNI AL.
"Insiden itu terjadi di wilayah yang klaimnya tumpang tindih," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Padahal, Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) telah menyatakan bahwa dalam ZEE kawasan Natuna itu, Indonesia hanya memiliki tumpang-tindih ZEE dengan Vietnam dan Malaysia.
3. Penyadapan intelejen Australia
Aksi penyadapan oleh pihak Australia kepada pemerintah Indonesia, pernah terungkap di era Presiden SBY. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) saat itu, Marciano Norman mengatakan, Australia telah melakukan penyadapan percakapan telepon sejumlah pemimpin Indonesia dalam kurun waktu 2007-2009.
Bahkan, akibat terkuaknya insiden ini, pemerintah Indonesia segera memanggil pulang Dubes Indonesia untuk Australia, Najib Riphat. Setelahnya, BIN pun segera melakukan koordinasi dengan badan intelijen Australia, hingga mereka akhirnya sepakat untuk menghentikan upaya penyadapan tersebut.
Dugaan penyadapan Australia, diduga dilakukan setidaknya sepanjang 15 hari pada tahun 2009, menurut sejumlah media di Australia dan Inggris. Penyadapan ini diduga dilakukan aparat intelejen Australia, terhadap sejumlah pejabat tinggi termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Ibu Negara Ani Yudhoyono saat itu.
Berita penyadapan itu muncul sejak rangkaian informasi yang dibawa Edward Snowden, yang merupakan mantan pekerja kontrak di NSA, muncul di berbagai media internasional.
Dalam pemberitaan itu antara lain disebut AS dan Australia memata-matai sejumlah pejabat Indonesia, dengan menyadap percakapan telepon mereka termasuk melalui kedutaannya di Jakarta. Reaksi Indonesia menjadi sangat keras setelah muncul daftar pejabat yang direkam pembicaraannya termasuk ibu negara kala itu, Ani Yudhoyono. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 25 Juni 2016
Tiga Negara Ini Kerap Kali Lechlan dan Langgar Kedaulatan Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar