Kondisi kantor Polres Ogan Komering Ulu pada Jumat (8/3) pagi, pascapenyerangan oleh puluhan prajurit TNI kemarin. TEMPO/Parliza Hendrawan |
Penegasan tersebut diungkapkan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Suhardi Alius, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (7/3).
Korban luka akibat penyerangan itu, Aiptu Marbawi Aidil, mengalami luka bakar serta luka tusuk di paha belakang sebelah kiri dan patah hidung, Briptu Berlin Mandala luka tusuk di dada kiri, dan Bripka Andi luka robek tangan sebelah kanan.
Sedangkan Kapolsek Martapura Resort Oku, AKP Ridwan, terluka di mata sebelah kanan dan luka tusuk di tangan kanan serta kena popor di bagian kepala dan Phl Ajrul luka ringan di pelipis. Kompol Ridwan yang sempat diisukan meninggal dunia saat ini mendapat perawatan intensif di RS Bayangkara Palembang.
Selain melukai anggota kepolisian, penyerangan juga mengakibatkan Mapolres OKU, dua pos polisi, beberapa subsektor, serta 70 kendaraan yang terdiri dari sepeda motor dan mobil rusak akibat dibakar. Sebagian dari kendaraan tersebut merupakan milik Polres OKU dan warga sipil yang ingin mengurus surat menyurat di Polres OKU. Penyerangan juga membuat 16 tahanan lepas.
Menurut Suhardi, kejadian berawal saat 95 lebih oknum TNI mendatangi Mapolres OKU Baturaja, dengan maksud mempertanyakan kelanjutan kasus penembakan anggota Polres OKU terhadap anggota TNI Batalyon Armed 15/76 Tarik Martapura.
"Mungkin maksudnya mem pertanyakan (kasus itu), tetapi tidak terkendali (sehingga terjadilan penyerangan), dan itu tanpa sepengetahuan pimpinannya. Tadi kami berkoordinasi dengan Kapuspen TNI dan menyatakan pimpinan TNI telah menurunkan tim untuk melakukan penegakan hukum bagi yang salah. Kita sama-sama sekarang menahan diri, untuk memelihara kondisi dan sekarang dalam kondisi baik," kata Suhardi.
Menurut Suhardi, oknum penyerang sekarang sudah ditarik oleh pimpinannya karena bergerak tanpa izin pimpinan. "Mabes TNI sudah menurunkan tim hari ini juga dan Polri juga sudah menurunkan tim. Wakapolda Sumatra Selatan dan tim Mabes Polri, termasuk
POM Mapolda Sumsel, sudah sampai di lokasi dan sekarang dalam proses investigasi lain sebagainya dan sekarang situasi sudah kondusif," ujar Suhardi.
Suhardi mengatakan asal muasal penyerangan dipicu kejadian pelanggaran lalu lintas pada 27 Januari lalu. Pada saat itu ada pelanggaran lalu lintas dan ada anggota Polantas yang menegur, namun tidak dihiraukan dan malah melarikan diri sehingga terjadi penembakan terhadap anggota TNI tersebut. “Sekarang anggota yang bersangkutan sudah ditahan di Polda Sumsel untuk menjalani proses pidananya, sedangkan anggota TNI yang meninggal sudah dimakamkan di Sumatra Barat,” kata Suhardi. Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP Djarot Padakov, mengatakan penyerangan dan pembakaran itu menyebabkan sekitar 90 persen Polres OKU rusak. Setelah melakukan perusakan dan penganiayaan terhadap anggota polisi di Polres OKU, puluhan oknum TNI itu langsung meninggalkan lokasi dan menuju Polsek Martapura OKU Timur yang berjarak sekitar 30 KM dari Polres OKU.
Pengamanan Ketat
Saat ini, terang Djarot, sebanyak 2 SSK sudah melakukan pengamanan yang terdiri dari TNI, Polri, dan Polisi Militer. "Kita sudah perintahkan kepada seluruh jajaran Polres dan Polsek di wilayah Sumsel untuk tetap tenang dan tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan," tambahnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Kota Baturaja yang merupakan Ibu Kota Kabupaten OKU, Sumsel, masih dalam keadaan mencekam dan tidak terlihat anggota kepolisian lalu lintas yang biasa berjaga di perempat jalan. Markas Kepolisian Polres OKU sendiri selain dijaga oleh TNI dan Polisi Militer juga ramai dikunjungi oleh warga yang ingin mengetahui kondisi polres seusai kejadian. (KJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar