Komunitas militer di seluruh dunia berperan besar dalam meredam konflik di wilayah-wilayah rawan konflik. Komunitas militer dapat bekerja sama dengan para pembuat kebijakan politik masing-masing negara untuk meredam konflik.
"Namun, keterlibatan komunitas militer belum tentu pada tataran win-win solution seperti yang diharapkan pihak bertikai," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono saat menutup Sidang Umum dan Kongres Dewan Olahraga Militer Internasional atau Conseile International du Sport Militaire (CISM) Ke-68, di Jakarta, Kamis (16/5).
Melalui kegiatan seperti CISM, para petinggi militer dan pembuat kebijakan publik di negara mana pun akan memperoleh wawasan positif yang akan mendorong mereka berpikir bahwa perang atau konflik itu hanya akan merugikan kehidupan manusia. Panglima berharap perdamaian dan persahabatan di dunia terus dibangun untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. "Itulah sebenarnya sasaran utama CISM," ujar dia.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan apresiasinya atas penganugerahan tanda kehormatan CISM berupa The Order Merit of Grand Officer of CISM. "Penganugerahan ini tentu akan lebih mendorong diri saya untuk terus meningkatkan peran dan fungsi CISM Indonesia ke tingkat yang lebih baik sehingga dapat memberikan andil lebih besar pada kawasan serta dunia internasional, sekali lagi melalui kegiatan olahraga militer," jelasnya.
Agus menyampaikan terima kasih kepada Sekretariat Gabungan (Setgab) CISM serta personil pendukung lainnya sebab Setgab CISM telah bekerja keras dalam perencanaan, penyiapan serta penyelenggaran kegiatan Sidang Umum dan Kongres CISM ke 68 tahun ini. "Kerja keras tersebut telah menoreh tinta emas keberhasilan pelaksanaan CISM tahun ini di Indonesia," tuturnya.
Kongres ke-68 CISM bertemakan "Persahabatan Melalui Olahraga" ini digelar untuk merumuskan dan menetapkan rencana strategis dan program tahunan, serta empat tahunan. Kini, CISM menjadi wadah pertemuan dan persahabatan angkatan bersenjata dari 133 negara anggota, termasuk TNI yang pada 14 April 2010 telah dikukuhkan menjadi anggota ke 133 CSIM. (KJ)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 17 Mei 2013
Komunitas Militer Berperan Redam Konflik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
Komandan Satgas Indo FPC (Force Protection Company) XXVI D-2/UNIFIL, Mayor Inf Wimoko, didampingi seluruh staf Satgas menerima kedatangan T...
-
Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kerjasama Indonesia dan China, J. Stapleton Roy, menganggap Indonesia bisa jadi pemimpin dunia....
AKU mau juga jadi TNI tapi aku tidak ada nasib jadi TNI,,terpaksalah aku kerja kilang saja,,,aduh nasib nasib,,
BalasHapusKOMUNITAS MILITER MEMPUNYAI JIWA NASIONALIS YG TDK DIRAGUKAN.
BalasHapusTETAPI HAL INI YG MENJADI KELEMAHAN DARI PEJABAT-PEJABAT SEKARANG
KURANG JIWA NASIONALIS, YG ADA JIWA AJI MUMPUNG