Mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara Letjen Purn HM Soedibyo, mendesak pemerintah segera meminta klarifikasi atas penyadapan yang dilakukan intelijen AS dan Inggris kepada Presiden SBY.
Pemerintah dalam hal ini bisa meminta Badan Intelijen Negara (BIN), untuk melakukan klarifikasi ke CIA.
“CIA dapat mengatakan penyadapan yang dilakukan Snowden terhadap beberapa kepala negara Asia adalah inisiatifnya sendiri, bukan perintah Direktur CIA,” kata Soedibyo dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, Kamis (1/8/2013).
Makanya, lanjut Soedibyo, bila disebutkan whistleblower informasi tersebut adalah Edward Snowden, ada kemungkinan isu penyadapan dalam rangka pengkhianatan maksimal kepada AS oleh mantan anggota CIA yang sekarang berlindung di Rusia.
“Sampai sekarang belum disebutkan apa motif pengkhianatan Edward Snowden kepada CIA,” ujarnya.
Tapi, kata Soedibyo ada kemungkinan isu penyadapan ini justru rekayasa CIA dalam rangka memburu dan menghabisi nyawa Snowden dengan menciptakan kebencian. Karena, jelas Edward Snowden terlibat dalam aksi penyadapan tersebut.
Soedibyo memaparkan, penyadapan sangat mungkin dilakukan secara teknologis. Karena itu, dalam perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang, pencurian informasi dari pihak lawan sangat terbuka dilakukan oleh negara-negara super maju seperti AS dan Inggris.
Kalau penyadapan dilakukan, Pemerintah AS dan Inggris kerap mengatakan dinas intelijen beroperasi secara independen di luar kontrol.
Itu karena watak AS dan Inggris sebagai imperialis, tidak bisa dipercaya dan sikapnya sebagai manipulator tidak berubah.
"Karena, ternyata pemerintah menggunakan informasi curian tersebut," cetusnya.
Sebelumnya diberitakan, saat bersama delegasi Indonesia hendak melakukan kunjungan ke London dalam acara G-20, Presiden SBY disadap. Penyadapan terkait posisi Australia di Dewan Keamanan PBB.
Kepala BIN Marciano Norman menyebut, ada pria berinisial ES dalam kasus penyadapan Presiden SBY.
"Satu hal yang harus kita pahami, bahwa sumber berita itu yang namanya ES, yang sekarang ada di salah satu negara pelariannya, jangan dianggap akurat 100 persen," papar Marciano Norman yang kemungkinan ES ditujukan kepada Edward Snowden. (TribunNews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 02 Agustus 2013
BIN Harus Minta Klarifikasi CIA Soal Penyadapan Presiden RI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar