Dua
prajurit bintara TNI AD, Serka Widodo dan Sertu Anggit Rudiyanto, dari
satuan Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) TNI AD, mendapatkan kenaikan
pangkat luar biasa karena menciptakan alat Anti-Jammer (pengacau
sinyal). Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di sekolah calon perwira (secapa) TNI AD.
Kepala
Staf TNI AD Jenderal Budiman mengatakan, anti-jammer ciptaan keduanya
merupakan alat canggih yang dapat membantu kinerja TNI untuk melacak
nomor telepon tertentu yang menjadi target operasi. Adapun sistem
pengoperasiannya, yakni dengan cara mengacaukan sinyal nomor lain yang
tidak menjadi target sasaran.
“Kalau jammer bisa mengacaukan
nomor, nah ini kita bisa mencari nomor-nomor tertentu,” kata Budiman
disela-sela pemberian penghargaan kepada 48 prajurit berprestasi di
Lapangan Mabes AD Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Ia
menambahkan, alat anti-jammer merupakan alat yang mahal. Jika dibeli
dari luar negeri harganya mencapai miliaran rupiah. Namun, dengan adanya
pengembangan ini, alat tersebut dapat diciptakan dengan harga kurang
dari Rp 100 juta per unitnya.
Selain menciptakan anti-jammer,
kedua orang tersebut juga menciptakan sejumlah alat lain seperti alat
pengendali senjata jarak jauh, alat pemicu ledakan sistem ganda dan
pemicu ledakan sistem remot.
“Mereka dibimbing oleh Danpusdik-nya, lalu disponsori dana pengembangannya apa saja yang mereka inginkan dikasih,” katanya.
Budiman
menambahkan, pemberian penghargaan serupa diberikan kepada Serka Farid
Hendro W anggota Pusdikzi lainnya, karena berhasil meraih juara harapan
ketiga pada lomba karya cipta teknologi 2013 lalu. Serka Farid dinilai
mampu menciptakan alat pengendali senjata jarak jauh (remote control
weapon system).
Budiman mengatakan, beberapa waktu terakhir, TNI
AD sebetulnya tengah mengembangkan sejumlah teknologi guna mencapai
kemandirian teknologi. Program jangka panjang hingga 2029 itu
menargetkan pengembangan terhadap nano teknologi, teknologi informasi,
propelan (kimia), elektronik dan satelit. (Kompas).
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 08 Mei 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Kasus penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, yang dilakukan 11 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), memb...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
selamat atas prestasinya, terus kasih penghargaan dgn kenaikan pangkat. Sekali selamat atas prestasinya.
BalasHapus