Untuk terus memperkuat industri pertahanan tanah air, PT Pindad (Persero) menyiapkan investasi sebesar Rp 700 miliar di tahun depan.
Besaran investasi tersebut akan digunakan perseroan untuk memperbarui berbagai peralatan alutsista, penambahan kapasitas produksi, dan kerjasama luar negeri.
Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengungkapkan, pihaknya sudah mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada pemerintah sebesar Rp 700 miliar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Rinciannya, dana tersebut akan digunakan untuk modernisasi peralatan yang sudah tua Rp 300 miliar, penambahan kapasitas untuk meningkatkan permintaan Kementerian Pertahanan dan TNI Rp 300 miliar, dan Rp 100 miliar untuk kerjasama dengan luar negeri.
"Kita mengajukan PMN sekitar Rp 700 miliar. Masuk dalam APBNP 2015. Kita sudah mengajukan ke Kemenkeu. Detilnya tanya ke Deputi. Tinggal proses," ujar dia saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/12/2014).
Dia menjelaskan, pihaknya berusaha untuk bisa memenuhi permintaan dalam negeri terkait alutsista dengan meningkatkan kapasitas produksi saat ini.
Sayangnya, Silmy tidak bisa menyebutkan kapasitas produksi secara keseluruhan. Untuk panser saja, saat ini kapasitas produksinya mencapai 250 panser.
"Yang jelas ada potensi Pindad dapat berkembang dan ada arahan dari pak Andi Wijayanto menyampaikan akan meningkatkan permintaan kepada Pindad minimum 40%. Hal ini sesuai dengan surat seskab kepada Kemhan TNI untuk meningkatkan permintaan alat. Permintaanya banyak, ada peluru, panser, dan lain-lain," terang dia.
Dari sisi kerjasama dengan luar negeri, Silmy menyebutkan, tengah menjajaki dengan berbagai perusahaan asing, yang terbaru adalah dengan perusahaan Rusia, namun belum ada pembicaraan lebih lanjut.
"Kita akan ke perusahaan Rent Metal, FMSS, Rusia, CMI. Yang jelas, adalah kerjasama internasional salah satu cara untuk mempercepat penguasaan teknologi. Hal ini dari sisi produk, misalnya Pindad belum mampu untuk membuat amunisi kaliber besar. Kita bisa kerjasama dengan luar negeri seperti joint venture, joint production," tandasnya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 22 Desember 2014
Perkuat Industri Pertahanan, Pindad Siapkan Rp 700 Miliar di 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
Lembaga analisis militer, Global Firepower, melansir daftar negara-negara dengan kekuatan perang terbesar di dunia. Dari 68 negara yang disu...
-
Kasus penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, yang dilakukan 11 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), memb...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar