Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan telah menangkap sinyal yang dipancarkan oleh Cockpit Voice Recorder (CVR) AirAsia QZ8501 pada Selasa (12/1). Kepala Basarnas Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo mengatakan, lokasi sinyal CVR ditangkap tidak jauh dari tempat penemuan Flight Data Recorder (FDR) pada pagi hari ke-16 operasi.
"CVR sinyal 'ping'nya sudah ditangkap. Posisi tidak jauh dari lokasi FDR yang sudah dievakuasi. Ditemukan atas kerja sama dari kapal-kapal di area. Ada KN Baruna Jaya, KN Jadayat, Kapal Java Prima," ujar Soelistyo di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Senin (12/1). Meski sudah ditemukan, namun tim penyelam belum dapat mengangkat alat rekaman pembicaraan di kokpit itu.
Direktur Operasional Basarnas Marsekal Muda SB. Supriyadi sebelumnya telah menyampaikan hasil operasi yang sama dengan pemaparan Soelistyo pada Selasa sore (12/1).
Seperti dikutip dari detik.com, Supriyadi mengatakan bahwa tim penyelam di lapangan sudah melihat posisi CVR yang saat ini berada di bawah himpitan sayap pesawat. Diperkirakan CVR QZ8501 berjarak 20 meter dari lokasi ditemukan FDR. Namun, proses evakuasi belum dilakukan karena sayap pesawat berat menimpa CVR.
Soelistyo mengatakan, proses pengangkatan CVR dari dasar laut direncanakan dilakukan, Selasa pagi (13/1) pukul 06.00 WIB. Pengangkatan CVR akan dilakukan dengan menggunakan peralatan bantu berupa lifting bag, seperti apa yang telah disampaikan Supriyadi.
Adapun pada Senin malam (12/1) ini, FDR QZ8501 telah sampai di Jakarta. Alat rekam sistem penerbangan pesawat tersebut dibawa ke Jakarta oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin sore.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 rute Surabaya-Singapura diketahui hilang kontak sejak 28 Desember 2014. Pesawat yang baru terbang beberapa waktu tersebut membawa 162 penumpang termasuk pilot, awak kabin, dan teknisi.
Dua hari berselang, 30 Desember, Tim SAR yang dikomando oleh Basarnas menemukan serpihan pesawat dan sejumlah penumpang pesawat dalam keadaan meninggal. Pencarian dan evakuasi terus dilakukan hingga telah memasuki hari ke-16.
CVR AirAsia QZ8501 Diangkat dari Laut Hari Ini
Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat AirAsia QZ8501 yang telah ditemukan Senin kemarin (12/1) akan diangkat hari ini, Selasa (13/1) oleh Tim Operasi Gabungan. Sinyal CVR tertangkap berasal dari lokasi yang tak jauh dari penemuan Flight Data Recorder (FDR) yang telah diangkat lebih dulu dan kini dibawa ke Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jakarta Timur.
CVR dan FDR merupakan dua bagian kotak hitam pesawat. CVR memuat percakapan di kokpit pesawat, sedangkan FDR memuat data penerbangan.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo mengatakan selain akan mengangkat CVR, Tim berencana untuk melanjutkan pencarian korban yang hingga saat ini belum seluruhnya ditemukan. Sampai hari ke-17 pencarian ini, baru 48 dari 162 orang di dalam pesawat QZ8501 yang ditemukan.
Tim Gabungan hari ini juga akan mengkonfirmasi dua objek lain yang ditemukan di sektor II prioritas pencarian di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Objek yang teridentifikasi bagian dari AirAsia dan telah diangkat ke darat sejauh ini ialah ekor pesawat.
"Hari ini akan dilakukan penyelaman, baik di lokasi ditemukannya CVR maupun objek yang belum terkonfirmasi," ujar Soelistyo.
Sementara mengenai informasi adanya objek lain yang diduga puing pesawat QZ8501 hingga perairan Semarang, Jawa Tengah, hal itu belum terkonfirmasi. Basarnas pun mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap berbagai informasi yang beredar, kecuali hal tersebut telah resmi diumumkan oleh Basarnas.
"Jangan terkontaminasi dengan informasi-informasi. Boleh dengar berbagai info, tapi selalu dengar kami yang di sini (Pusat Basarnas) supaya informasi menjadi akurat," kata Soelistyo.
Total ada 19 objek yang terdeteksi oleh kapal-kapal di lokasi pencarian. Namun dari 19 objek tersebut, hanya empat yang bisa dipastikan bagian dari AirAsia. "Hingga saat ini yang terkonfirmasi bagian pesawat ialah ekor, serpihan sayap, serpihan mesin," ujar Soelistyo.
Ekor pesawat diangkat Sabtu (10/1), sedangkan bagian sayap dan mesin pesawat belum diangkat karena derasnya arus bawah laut.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014. Pesawat tersebut membawa 162 penumpang yang terdiri dari 155 penumpang termasuk pilot, awak kabin, dan teknisi.
Dua hari berselang, 30 Desember, Tim SAR yang dikomandoi oleh Basarnas menemukan serpihan pesawat dan korban. Pencarian dan evakuasi terus dilakukan hingga memasuki hari ke-17 ini. (CNN)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 13 Januari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar