Dalam rangka mempraktekkan materi pelajaran teori yang diterima di kelas, Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat IV angkatan ke-61 korps Marinir melaksanakan latihan dan praktek menembak Senjata Bantuan Infanteri (Senbanif)selama sepuluh hari yang dimulai Selasa (15/9) di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur.
Latihan ini bertujuan agar para Taruna AAL korps Marinir dapat mengaplikasikan materi pelajaran yang sudah diterima di kelas serta memiliki pengalaman dan keterampilan taktik maupun teknik menembak senjata bantuan infanteri. Selain itu juga bertujuan agar Taruna korp Marinir dapat melaksanakan prosedur permintaan bantuan tembakan senjata bantuan infanteri.
Beberapa materi pokok yang akan dipraktekkan oleh 19 orang Taruna AAL korps Marinir ini, di antaranya pengetahuan teori praktis, drill taktik dan teknik Senbanif yang berisi tentang teknik menembak GPMG (General Purpose Machine Gun) dan Minimi, RPG7, serta Mo 60 dan 81. Menembak dasar Senbanif sejumlah senjata tersebut serta latihan Senbanif dalam taktik operasi darat yang terdiri dari latihan taktis Senbanif dalam serangan dan pertahanan.
Setelah mengikuti berbagai latihan dan praktek termasuk Senbanif, Taruna AAL korps Marinir diharapkan mampu melaksanakan tugas sebagai Komandan Peleton Infanteri, memiliki kemampuan sebagai pasukan dengan kualifikasi menembak senapan laras panjang dan pistol, terjun para dasar, dan dasar komando. Taruna korps Marinir juga mengetahui tugas lapangan Komandan Kompi, memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan teknologi persenjataan dan persenjataan bantuan infanteri, memiliki bekal ilmu pengetahuan di bidang peperangan darat untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin masa depan.
Kunjungan Wagub AAL
Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL) Laksamana Pertama TNI Deddy Muhibah Pribadi bersama sejumlah pejabat utama AAL meninjau latihan dan praktek Taruna AAL tingkat IV angkatan ke-61 korps Marinir di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur)-5 Marinir, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (17/9). Taruna AAL tingkat IV Korps Marinir tersebut sedang melaksanakan Lattek menembak Senjata Bantuan Infanteri (Senbanif) selama sepuluh hari yang telah dimulai sejak tanggal 15 September 2015.
Latihan ini bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dan keterampilan kepada Taruna AAL korps Marinir tentang prosedur dan teknik Senjata Bantuan Infanteri. Setelah melaksanakan latihan tersebut, Taruna AAL tingkat IV korps Marinir mampu melaksanakan teknik menembak Senjata Bantuan Infanteri. Selain itu juga bertujuan agar Taruna korps Marinir dapat melaksanakan prosedur permintaan bantuan tembakan senjata bantuan infanteri.
Beberapa materi pokok yang akan dipraktekkan oleh 18 orang Taruna AAL korps Marinir ini, di antaranya pengetahuan teori praktis, drill taktik dan teknik Senbanif yang berisi tentang teknik menembak GPMG (General Purpose Machine Gun) dan Minimi, RPG7, Mo 60 dan 81 serta teknik menembak Trafelo. Menembak dasar Senbanif sejumlah senjata tersebut serta latihan Senbanif dalam taktik operasi darat yang terdiri dari latihan taktis Senbanif dalam serangan dan pertahanan.
Setelah mengikuti berbagai latihan dan praktek termasuk Senbanif, Taruna AAL korps Marinir diharapkan mampu melaksanakan tugas sebagai Komandan Peleton Infanteri, memiliki kemampuan sebagai pasukan dengan kualifikasi menembak senapan laras panjang dan pistol, terjun para dasar, dan dasar komando. Taruna korps Marinir juga mengetahui tugas lapangan Komandan Kompi, memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan teknologi persenjataan dan persenjataan bantuan infanteri, memiliki bekal ilmu pengetahuan di bidang peperangan darat untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin masa depan.
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 23 September 2015
Taruna AAL Korps Marinir Latihan Senjata Bantuan Infanteri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar