Presiden Joko Widodo memerintahkan kementerian terkait untuk segera mengambil alih Flight Information Region (FIR) yang dikendalikan Singapura. Andi Widjajanto mendukung langkah pemerintah.
Atas perintah International Civil Aviation Organitation (ICAO), FIR di sekitar wilayah Kepulauan Riau, Tanjungpinang, dan Natuna didelegasikan kepada Singapura sejak tahun 1946.
Presiden Jokowi meminta agar jajarannya segera mempersiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia agar kontrol wilayah udara di wilayah tersebut bisa diambilalih oleh Indonesia dalam waktu 3-4 tahun.
"FIR-nya wajib untuk segera dikembalikan atau segera dipegang kendalinya oleh Indonesia. Itu wajib. Presiden Jokowi sudah memerintahkan kan," ujar ahli pertahanan Andi Widjajanto usai menjadi pembicara dalam diskusi CSIS di Gedung Pakarti Center, Jl Tanah Abang III, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Untuk itu menurut Andi, pihak-pihak terkait harus segera bergerak dan merealisasikannya. Sebab hingga saat ini Indonesia masih dianggap belum siap karena infrastruktur dan SDM yang masih kurang. Padahal persoalan FIR ini sudah ada sejak setahun setelah Indonesia merdeka.
"Lakukan kajian tentang kesiapan Indonesia memegang kembali FIR yang sekarang dikendalikan oleh Singapura," kata Andi.
"Instruksinya saya pikir sudah jelas. Kementerian terkait tinggal memberikan timeline saja ke presiden kapan Indonesia siap memegang kendali FIR itu," sambung mantan Seskab tersebut.
Terkait mengenai MTA, Andi juga menegaskan bahwa itu sudah tidak berlalu. MTA atau military training area adalah perjanjian lama antara kedua negara yang mengizinkan pesawat tempur Singapura berlatih di wilayah udara Indonesia.
Meski perjanjian itu sudah lama tidak berlaku, kerap kali ditemui pesawat tempur Singapura masih menerobos masuk ke Indonesia. Jajaran TNI AU tak jarang harus mengusir dan memberikan peringatan.
"MTA itu nggak boleh, sudah nggak ada perjanjiannya. Tugas TNI AU untuk mengusirnya," ujar Andi. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 20 Oktober 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar