Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi didaulat menjadi inspektur upacara dalam acara peresmian KRI Spica 934 di dermaga OCEA Shipyard Company, Lrs Sables d'Olonr Perancis, Sabtu, (17/10).
Upacara diawali dengan tradisi penamaan kapal atau shipnamming oleh Endah Ade Supandi, selaku 'ibu kandung kapal' dengan tata tradisi memecahkan kendi di lambung kapal sebagai pertanda kelahiran sebuah kapal.
Prosesi pemecahan kendi dilanjutkan dengan pernyataan kapal masuk ke dalam jajaran kekuatan pertahanan negara Republik Indonesia oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi dengan pernyataan bahwa Kapal Bantu Hidrografi yang memiliki peralatan survei hingga ke kedalaman 6.000 meter di bawah laut ini menjadi sebuah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) bernama KRI Spica yang diambil dari nama salah satu bintang yang menjadi acuan bernavigasi.
Dalam kesempatan itu, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi yang mewakili Menteri Pertahanan RI berpesan kepada Komandan KRI Spica dan crew agar selalu mempertahankan kesiapan kondisi teknis sebelum menjalani pelayaran pulang ke tanah air. Ia juga berpesan untuk meningkatkan kemampuan di dalam memahami semua peralatan canggih yang ada di kapal dengan memanfaatkan hasil pelatihan selama di galangan OCEA dan bertukar pengalaman dengan tenaga ahli dari galangan.
KSAL juga menyatakan bahwa kemampuan galangan OCEA yang menyelesaikan kontrak pembangunan kapal Perang RI jenis bantu hidro oseanografi (BHO) ini menjadikan kekuatan pertahanan matra laut semakin kokoh dalam menunjang program pemerintah sebagai poros maritim dunia.
Untuk itu, KSAL berterima kasih kepada semua pihak, di antaranya pihak galangan OCEA, Komandan Satgas Proyek Pengadaan Kapal BHO TNI AL Kolonel Laut (P) Budi Purwanto, dan jajaran Satgas yang telah mengawasi jalannya pembangunan dan memberi masukan kepada pihak galangan serta melatih awak kapal dan juga kepada pihak KBRI maupun masyarakat Indonesia di Perancis yang membuat Satgas dan crew kapal mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar selama beberapa tahun berada di Perancis.
KRI Spica 934 merupakan kapal canggih kedua pesanan pemerintah Indonesia setelah KRI Rigel 933 yang telah tiba di tanah air pada bulan Mei yang lalu.
Kedua kapal surveI dan pemetaan laut ini merupakan kapal 'jagoan' milik TNI AL dan yang tercanggih se-Asia dan akan bertugas untuk menyediakan data Hidro-oseanografi, yaitu peta laut untuk navigasi pelayaran. (RMOL)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 21 Oktober 2015
KRI SCIPA 934 Resmi Bergabung di Armada Laut RI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar