Meskipun mendapat penolakan dari Washington untuk mendapatkan teknologi penting untuk membangun jet tempur canggih, Korea telah berhasil mengembangkan sendiri beberapa sistem yang dibutuhkan.
Penolakan transfer teknologi dari AS dianggap sebagai kemunduran besar. Permintaan Seoul untuk mendapatkan teknologi inti dari Washington berulang kali ditolak, dan penolakan terbaru datang saat Presiden Park Geun-hye mengunjungi Amerika Serikat awal bulan ini.
Agency for Defense Development (ADD) atau Badan Pembangunan Pertahanan Korea telah berhasil mengembangkan dua dari empat teknologi inti sendiri.
ADD bahkan telah memamerkan versi trial dari sistem Infrared Search And Track (IRST) dan perangkat Electro-Optical Target Tracking Devices (EO TGP) di pameran kedirgantaraan Seoul International Aerospace and Defens Exhibition (ADEX). Produk ujicoba tersebut dibangun bekerjasama dengan perusahaan Korea, dipamerkan secara tertutup dan hanya diperlihatkan untuk tamu-tamu pilihan.
ADEX 2015 sendiri berlangsung dari Selasa sampai Minggu di Seoul Air Base di Gyeonggi selatan.
Selain kedua teknologi tersebut, Amerika Serikat juga menolak untuk mentransfer teknologi radar AESA dan jammer radio frekuensi (RF). ADD sebenarnya juga telah menyelesaikan pembangunan jammer RF, tetapi produk tersebut tidak dipamerkan di ADEX 2015.
Sementara ADD berhasil mendapatkan tiga dari empat teknologi inti, perlu lebih banyak pekerjaan untuk mengembangkan radar AESA. Para peneliti telah berhasil mengembangkan modul setengah jadi, dan masih membutuhkan waktu untuk membangun sepenuhnya radar AESA yang mampu bekerja pada jet tempur KFX.
Dari uji produk yang dipamerkan, sistem IRST sebenarnya dibangun untuk kapal perang, dan masih memerlukan sedikit modifikasi untuk dapat diinstal di pesawat tempur.
ADD Korea sebenarnya sudah mulai mengembangkan empat teknologi inti sejak pertengahan 2000-an.
Meskipun ada kemajuan dalam pengembangan empat teknologi inti jet tempur, Korea belum berani memulai pembangunan pesawat prototipe program KFX. Pesawat tempur KFX/IFX kelak akan banyak beroperasi di bawah kondisi yang ekstrim, ada kekhawatiran terjadi malfungsi ketika sistem yang baru dikembangkan tersebut ditempatkan pada pesawat tempur.
(Korejoong Daily | JKGR)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 24 Oktober 2015
Korsel Hampir Kuasai Empat Teknologi Inti Pesawat Tempur KFX/IFX
Label:
Internasional,
Kerjasama Militer,
Pesawat Tempur,
RISET
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar