Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Sepertinya slogan itu masih terus merasuk ke hati para generasi muda yang saat ini mengisi kemerdekaan. Semangat kepahlawanan yang rela berkorban, pantang menyerah, percaya pada kemampuan diri sendiri, dan tanpa pamrih akan terus terpatri di hati.
Mengenang Hari Pahlawan merupakan salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan kapada para pahlawan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang bangsa. Kemerdekaan yang kita raih dan rasakan hingga saat ini, tidaklah datang begitu saja, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negeri ini, baik jiwa, raga, maupun harta.
Menghormati para pahlawan tidak hanya menjadi sebuah seremoni belaka. Ada banyak cara untuk menghormati para pahlawannya. Seperti yang dilakukan ratusan mahasiswa dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang. Ratusan mahasiswa tersebut melakukan gerakan 1.000 lilin tepat di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal, Semarang, Jumat (9/11) malam.
Ratusan cahaya dari lilin yang menerangi TMP semakin menambah khidmat suasana untuk mengenang jasa pahlawan. Tepat di makam pahlawan nasional MGR Soegijapranata, mereka mulai berbaris rapi mengelilingi tempat tersebut. Suasana semakin hening saat puisi perjuangan dan doa bagi para pahlawan dibacakan.
Bukan tanpa sebab mereka melakukan hal tersebut. Selain sebagai nama universitas tersebut, MGR Soegijparanata merupakan pahlawan nasional. Soegija adalah uskup pribumi pertama, dikenal karena pendiriannya yang pronasionalis, yakni "100 Persen Katolik, 100 Persen Indonesia".
Soegijpranata mendapat gelar pahlawan nasional karena selama revolusi nasional dia berusaha meningkatkan pengakuan Indonesia di dunia dan meyakinkan orang Katolik untuk berjuang demi negara mereka. Salah satu diplomasi patriotik yang hingga kini terus dikenang adalah ketika Gereja Randusari (Gereja Katedral Semarang) akan disita oleh Jepang untuk dijadikan markas tentara.
Saat itu, Soegija dengan tegas menolak. "Ini adalah tempat yang suci. Saya tidak akan memberi izin. Penggal dulu kepala saya maka tuan baru boleh memakainya," tegasnya ketika itu.
Mungkin sikap inilah yang memberikan semangat bagi para mahasiswa Unika Soegijapranata, meneladani sikap cinta Tanah Air dan rela berkorban demi kehormatan bangsa sehingga virus nilai-nilai menghormati pahlawan menyebar ke semua generasi, khususnya generasi muda.
Ketua Panitia Gerakan 1000 lilin, Vitalitus Chandra Pramudya, mengatakan apa yang dilakukan tersebut adalah gerakan untuk menunjukkan bahwa mahasiswa mampu melakukan kegiatan positif dan menghargai jasa para pahlawan yang rela berkorban demi bangsa dan negara.
Sumber : Koran Jakarta
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 11 November 2012
Gerakan 1.000 Lilin untuk Para Pejuang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar