foto : radartarakan.co.id |
Kedatangan rombongan pertama tersebut bersama pesawat Hercules akan menyiapkan akomodasi, sasaran penerjunan, mengecek kondisi area, melakukan komunikasi dengan pihak terkait dan penilaian terhadap personel latihan gabungan, serta melakukan evaluasi.
“Nanti tidak hanya latihan saja, juga akan dilakukan penilaian dan evaluasi. Sebab dalam rombongan tersebut juga terdapat tiga panglima jenderal,” kata Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Tarakan, Letnan Kolonel Penerbang Bambang Juniar kepada Radar Tarakan, kemarin.
Ketiga perwira tinggi TNI dimaksud yang siang kemarin tiba di Tarakan adalah Brigadir Jenderal Hinza Siburian (Direktur Latihan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dirlat Kodiklat) TNI), Marsekal Pertama Anang Murdianto (Direktur Pendidikan Kodiklat TNI), dan Marsekal Pertama Mujahidin Harpin Ondeh (Danpuslat Kodiklat TNI).
Lebih lanjut Bambang menyampaikan, latihan gabungan (Latgab) yang dilaksanakan Selasa pagi (13/11) nanti mulai pukul 06.00 Wita di Lanud Tarakan dan kawasan Bandara Juwata Tarakan akan melibatkan pasukan elit TNI AD, Kopassus (Komando Pasukan Khusus), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) yang merupakan detasemen pasukan khusus TNI AL, dan Detasemen Bravo 90 dari TNI AU.
Selanjutnya jelas Bambang, untuk tim penerjun yang terdiri dari 10 orang dari Pasukan Khas (Paskhas TNI AU) akan mendarat pada pukul enam pagi dengan menggunakan empat pesawat Hercules. Lokasi pendaratan di Lanud Tarakan.
“Selain mendarat dan membebaskan Lanud dari musuh, juga akan dilakukan pembebasan Bandara Juawata,” terangnya.
Pasukan khusus masuk Tarakan sebanyak 60 orang, dan bersenjata lengkap 166 orang. “Selanjutnya, pada pukul delapan pagi akan dilaksanakan air landed rudal darat ke udara milik Paskhasau beserta mobil Radar Smart Hunter di Bandara Juwata Tarakan,” katanya.
Mengenai jumlah personel sebanyak 60 orang tersebut dari pasukan khusus dari TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Untuk personel 166 orang dari Paskhas akan melaksanakan operasi OP3U (Operasi Perebutan Pertahanan Pangkalan Udara).
Dipilihnya pembebasan bandara menurut Bambang, sebab merupakan objek vital keluar masuk pasukan, logistik dan medis. Namun, untuk latihan gabungan secara besar-besaran dipusatkan di Sangatta, Kutai Timur, terdapat marinir serta bom light dari pesawat dan KRI.
Sumber : Radar Tarakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar