Imigran Gelap | Henky Mohari / ANTARA |
"Mayoritas mereka menggunakan laut, karena ada 1.600 meter garis pantai yang mengarah ke negara tetangga. Kalau dipetakan, ada ratusan pelabuhan yang harus diawasi. Ada 1.200 pelabuhan aktif yang dapat digunakan untuk tempat berlabuh. Dikatakan pelabuhan bebas karena itu milik warga,"kata Direktur Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Daniel Silitonga, di Pekanbaru, Riau, Rabu (9/10).
Menyikapi kondisi ini, polisi menyebar sejumlah informan di sekitar garis pantai dan jalur transportasi yang menghubungkan pantai dengan jalan raya.
Dikatakan Daniel, para imigran ini biasa menggunakan bus atau kendaraan pribadi dari persewaan kendaraan setempat.
"Sebab mereka ini kadang pakai waktu yang kita lengah, misalnya pagi atau malam hari. Jadi mereka datang, tidak berhenti di tempat makan atau restauran, karena beberapa kali tertangkap karena mereka behenti di tempat makan," ujar Daniel.
Karena itu untuk mengantisipasi masuknya imigran gelap tersebut, pihaknya melakukan kerja sama dengan pihak organda, pengelola kendaraan dan pemilik angkutan. "Ini yang perlu terus dikembangkan,"katanya.
Sebelumnya Direktorat Polisi Perairan Polda Riau telah mengamankan 15 imigran gelap dalam periode satu bulan yaitu Februari hingga Maret 2013. Dan ke-15 imigran itu sudah diserahkan ke pihak Imigrasi untuk ditindaklanjuti.
Sementara itu, menurut Wakapolda Riau, Kombes Pol Abdul Gofur, karena tahun 2014 itu adalah tahun politik maka Babin Kamtibmas disebar ke seluruh wilayah Riau.
"Maka kalau ada info (seperti imigran gelap) segera ditangani. Dengan berkoordinasi dengan Imigrasi. Polda Riau selalu antisipasi dengan mapping kerawanan yang ada, baik pencurian denan kekerasan dengan senjata api atau dengan pencurian dengan pemberatan. Polda Riau lakukan razia yang jadi lalu lintasnya. Imigran kalau ada disebarkan melalui SMS," kata Gofur. (Jurnas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar