Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal (Satgas Yekda
PKR) TNI AL dipimpin oleh Laksamana Pertama TNI Mulyadi beranggotakan 12
(dua belas) orang telah tiba di Belanda semenjak 8 April 2013.
Selanjutnya Satgas akan melaksanakan tugas pengawasan pembangunan kapal
di Galangan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Vlissingen. Satgas
PKR akan berada di Belanda selama 24 bulan.
Kementerian
Pertahanan RI telah menandatangani Kontrak Pengadaan 2 (dua) kapal
Perusak Kawal Rudal (PKR) dengan DSNS. Sesuai dengan rencana, kapal
pertama akan diserahterimakan pada bulan Januari tahun 2017 dan menyusul
kapal kedua akan diserahterimakan sembilan bulan berikutnya atau pada
bulan Oktober 2017. Kedua kapal PKR tersebut akan diproduksi dengan
sistim perancangan Ship Integrated Geometrical Modularity Approach
(SIGMA), yang terdiri dari tujuh modul. (DSNS) selaku Main Contractor
akan melaksanakan proses produksi di tiga lokasi yaitu Vissingen
Belanda, DSNS Galatz-Rumania dan PT PAL Persero (Surabaya). DSNS di
Vlissingen akan memproduksi 2 modul, DSNS Galatz Rumania akan
memproduksi 1 modul dan PT. PAL Persero (Surabaya) akan memproduksi 4
modul, sekaligus mengitegrasikannya.
Dalam kaitan tersebut,
Satgas PKR juga telah melakukan pertemuan dengan Dubes RI Den Haag,
Retno L.P. Marsudi didampingi oleh Atase Pertahanan KBRI Den Haag pada
hari Jum'at, 12 April 2013. Dalam pertemuan tersebut, Dansatgas PKR
menjelaskan latar belakang pembuatan kapal PKR dan pola kerjasama antar
negara dalam penyelesaian pembangunan kapal. Diharapkan melalui program
tersebut dapat diciptakan peningkatan kemampuan industri pertahanan
dalam rangka penyediaan alutsista (alat utama sistem pertahanan) RI.
Dalam
tanggapannya, Dubes RI Den Haag menyampaikan apresiasi program PKR
sebagai implementasi nyata dan indikator kuatnya hubungan kedua negara.
Selain itu, kerjasama kedua negara dalam proyek strategis ini juga
memberikan manfaat bagi Indonesia khususnya dalam transfer of technology
dan pengetahuan, serta akan memperkuat pengembangan kemandirian
pengadaan alutsista RI.
Saat ini TNI AL memiliki kapal perang dan
sistem peralatan alutsista yang berasal dari berbagai negara, dimana
jumlah kapal perang produksi dari Belanda cukup signifikan. Selama ini,
pengadaan kapal perang Indonesia dari Belanda dilakukan melalui sejumlah
program antara lain Proyek Korvet tahun 80 an, Proyek Van Speijk tahun
90 an dan Proyek Korvel Sigma Class tahun 2004 - 2008. Pengadaan Kapal
PKR merupakan bagian dari pemenuhan Minimum Essential Force TNI AL (MEF
TNI AL) digunakan untuk mendukung tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan
wilayah NKRI. Kapal PKR yang memiliki teknologi tinggi ini akan
memberikan deterrent effect (efek gentar) terhadap pihak manapun yang
akan mencoba mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. (KBRI Belanda)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 16 April 2013
Satgas Pembangunan PKR SIGMA TNI-AL Mulai Bertugas di Belanda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar