KRI Dewaruci berlayar kembali selama 60 hari menuju Australia.
KRI Dewaruci yang merupakan kapal latih TNI Angkatan Laut itu menuju Benua Kanguru untuk mengikuti International Tall Ship Race 2013, serta mempromosikan pariwisata Indonesia.
Keberangkatan kapal milik TNI AL yang rencananya akan pensiun pada tahun 2015 itu dilepas oleh Kepala Staf Angkatan Laut serta keluarga prajurit di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Selasa (13/8).
Kapal yang berjenis barquentine atau jenis kapal layar tiang tinggi berlayar menuju Australia dengan membawa 98 orang awak yang terdiri dari 16 orang prajurit TNI AL, serta 82 orang kadet AAL.
Rencananya KRI Dewaruci akan berlayar dengan rute Surabaya, Kupang, Darwin, Perth, Melbourne, Hobart, Sydney, Auckland-Selandia Baru, Brisbane, Cairns, Darwin dan kembali lagi ke Surabaya.
Di Sydney, KRI Dewaruci akan dilibatkan dalam lomba International Tall Ship Race 2013 serta menghadiri undangan dari Australian Sail Training Association untuk mengikuti Australian Navy Fleet Review, salah satu even bergengsi yang diikuti oleh banyak negara yang akan membangun image dunia bahwa TNI AL layak menjadi world class navy.
Selain mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, KRI Dewaruci juga membawa misi yakni mempromosikan pariwisata Indonesia di setiap kota di benua Australia yang disinggahi.
Pelepasan KRI Dewaruci dipimpin secara langsung oleh KSAL Laksamana TNI Marsetio di Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya. Terlihat pula keluarga prajurit yang haru saat melepas keberangkatan prajurit TNI AL ke Australia untuk mengharumkan nama bangsa.
Rencananya KRI Dewaruci yang lama akan pensiun pada tiga tahun mendatang. Saat ini masih dilakukan lelang pembuatan kapal pengganti KRI Dewaruci yang diperkirakan memakan waktu dua tahun untuk pengerjaannya. KRI Dewaruci yang baru akan lebih besar dan bisa memuat sekitar 200 taruna. (MetroNews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 13 Agustus 2013
KRI Dewaruci Ikuti Tall Ship Race 2013 di Australia
Label:
Internasional,
Kapal Perang,
Latiham Militer,
TNI AL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
Lembaga analisis militer, Global Firepower, melansir daftar negara-negara dengan kekuatan perang terbesar di dunia. Dari 68 negara yang disu...
-
Kasus penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, yang dilakukan 11 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), memb...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar