Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tengah menyiapkan pengembangan peralatan produksi Propelan, sebagai bahan baku roket.
Lapan menargetkan pada 2015 sudah mampu mengembangkan fasilitas produksi dan uji teknologi roket, di antaranta peralatan produksi Propelan berdiameter besar, filament winding dan autoclve, dan laboraturium combustion.
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto Hardhienata mengakui memang ada hambatan dalam produksi Propelan dalam negeri yakni metode penguasaan teknologi produksi. Adapun, untuk memproduksi Propelan diperlukan penguasaan metode pembuatan berstandar tinggi baik kualitas maupun sistem pengamanan. Oleh karena itu, investasinya cukup tinggi.
"Ada penawaran kerja sama dari Korea untuk membantu alih teknologi pembuatan peralatan produksi Propelan," kata Soewarto, Minggu (1/9/2013)
Dia merinci penawaran tersebut berupa formulasi Propelan, sistem insulasi thermal, desain konfigurasi Propelan dan sistem propulsi, dasar engineering fasilitas gedung laboraturium, serta pemberian pengetahuan SOP.
Untuk riset pengembangan roket, Soewarto menyebutkan sejak 2010 pihaknya telah menghasilkan beberapa prototipe yang terus dikembangkan.
Pada 2010, LAPAN membuat RX 1210, RX 3227, dan RX 420. Tahun berikutnya ada Rhan 122 A berdaya jangkau 15 km, RX 2020 dan RX 550. Pada tahun lalu RX 1220, sementara pada tahun ini dikembangkan Rhan 122 B berdaya jangkau 25 km, Rhan 200 untuk 35 km, RX 3240, RX 450, dan RX 550.
Pada 2014, LAPAN menargetkan pengembangan Rhan 320 untuk 70 km dan roket pertahanan 3 digit untuk daya jangkau 100 km dan 200 km. Pada 2015 hingga 2016 LAPAN menargetkan mampu melakukan uji terbang RX 550. (Bisnis)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 03 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jajaran Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar