Kedatangan panser kanon Doosan Tarantula tentu saja membawa tantangan tersendiri bagi Korps Kavaleri TNI AD dalam mengoperasikan kendaraan tempur yang satu ini. Maklum saja, Tarantula memang alutsista baru yang belum pernah dioperasikan sebelumnya. Sebelum latihan besar bagi para awak Tarantula, minggu ini sudah mulai dilaksanakan pengenalan terhadap sistem senjata utama yang terpasang di Tarantula.
Senjata tersebut tak lain tak bukan adalah meriam Cockerill MK3M-A1 kaliber 90mm yang terpasang sebagai senjata utama Tarantula didalam kubah CSE-90. Seperti terlihat pada foto, para peserta pelatihan tengah asyik mengelilingi kanon 90mm Tarantula yang sedang dilepaskan dari kubahnya dan menyimak penjelasan dari instruktur CMI di hangar milik PT Pindad.
Meriam 90mm LP (Low Pressure) berulir ini sejenis dengan yang terpasang di kubah tank ringan Scorpion, dan memiliki populasi lebih dari 2.500 unit di dunia. Sistem meriam 90mm Tarantula terpasang pada kubah yang dioperasikan oleh 2 awak, juru tembak (gunner) dan danran alias komandan kendaraan. Untuk akurasi penembakan tersedia laser rangefinder yang dapat mengukur jarak ke sasaran secara akurat. Pertempuran malam pun dapat dijajaki berkat kehadiran sistem NVG/ thermal generasi III yang merupakan bawaah CSE 90. Sayangnya, pengisian pada kamar peluru (breech) kanon masih menggunakan sistem manual, kurang lebih masih mirip dengan sekuensial deteksi-pengisian munisi-penembakan pada Scorpion. Walaupun Tarantula terhitung cukup canggih, namun sayangnya sistem kubah CSE-90 belumlah distablisasi, sehingga kendaraan harus berhenti untuk melakukan penembakan apabila menginginkan akurasi yang paling maksimal.
Tipikal amunisi yang disediakan adalah APFSDS-T (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot-Tracer), HEAT (High Explosive Anti Tank), HE-T, dan Canister (anti personil). Walaupun munisinya sudah tidak efektif untuk melawan tank modern, kanon 90 masih memiliki gigi untuk tugas-tugas pengamanan, penyekatan, dan dukungan tembakan, fungsi yang nantinya akan diemban oleh Tarantula.
Walaupun TNI telah melakukan persiapan yang sungguh-sungguh dalam mengoperasikan Tarantula, rupanya masih ada beberapa ganjalan. Info yang ARC terima, sejumlah komponen vital untuk pelatihan tersebut masih tertahan di Bea Cukai dan belum mendapatkan clearance. Sungguh ironis, mengingat komponen tersebut sangat dibutuhkan untuk kelancaran operasional TNI AD, yang notabene adalah penjaga kedaulatan Republik. Sudah seharusnya Bea Cukai sebagai institusi Negara memprioritaskan kebutuhan TNI yang notabene adalah sama-sama aparatur Negara, apalagi tujuan penggunaannya pun jelas.
Spek Teknis Kubah CSE-90
Sistem kanon : Cockerill Mk3M-A1 kal 90mm
Panjang laras : 3.248mm
Proteksi : Kubah STANAG 1-4569 Level IIA (7,62x51mm NATO)
Sistem tenaga : electromechanical
Tekanan laras : 210 MPa
Jangkauan : 6km; efektif 1.500m
Sensor : laser rangefinder, day/ night sight
Sumber : ARC
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 02 September 2013
Korps Kavaleri TNI AD Mulai Operasikan Panser Kanon Tarantula
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar