Salah satu penggunaan senjata subsonic yaitu pada operasi Woyla yang dilakukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Saat ini pasukan khusus Angkatan Darat (AD) tersebut menggunakan MP5, senapan subsonic asal Jerman. Nantinya senapan subsonic ini akan digantikan oleh produksi PT Pindad.
Senjata subsonic buatan PT Pindad Persero adalah senapan SS2-V7 yang menggunakan peluru kaliber 5,56 mm. Untuk peluru, senjata subsonic menggunakan peluru khusus. Senapan juga tidak perlu dikokang saat akan menembak.
PT Pindad tidak akan mengekspor senjata subsonic buatan mereka karena menyangkut kerahasiaan dan kelebihan teknologi Pindad. Karena itu, Pindad membatasi penjualannya. Sejauh ini hanya TNI AD yang akan menggunakan senapan dan peluru senyap ini.
Secara fisik tampil SS2-V7 mirip dengan pendahulunya SS2-V5. saat ditembakkan hanya ada sedikit suara. Hebatnya, SS2-V7 memiliki suara yang lebih senyap dibandingkan MP7 buatan Jerman.
SS2-V7 mempunyai berat kosong 3,35 kilogram. Panjang dengan gagang 775 milimeter. Sedangkan panjang laras 225 milimeter. Senapan ini efektif digunakan pada jarak 200 meter.
Senjata ini sendiri diharapkan bisa menjadi batu loncatan untuk momentum kemandirian industri militer Indonesia. (Youtube)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar