Cari Artikel di Blog Ini

Minggu, 28 Oktober 2012

Teroris Semakin Merajalela, Densus 88 Kian Siaga

Sabtu siang 27 Oktober 2012, terdengar suara orang berlarian. Nita, salah seorang warga menduga, Pak RT sedang membagi-bagikan daging kurban yang baru dipotong, sehingga warga berebut untuk mendapat bagian.

Teroris Semakin Merajalela, Densus 88 Kian Siaga
Sejumlah terduga teroris kembali ditangkap
 foto : Antara/Jessica Helena Wuysang

Dugaannya salah. Keramaian itu dipicu aksi Detasemen Khusus 88 Antiteror yang menggerebek sebuah rumah di sebuah gang, Jalan Palmerah Barat 2 nomor 24, RT 003 RW 09. Rumah itu dekat pasar, dan hanya 100 meter dari Polsek Palmerah. Tak jauh dari kompleks Gedung DPR RI.

"Penangkapan sekitar pukul 11.00 WIB. Saya kira Pak RT mau bagikan daging kambing, karena memang lagi ada pemotongan kambing. Tapi pas saya keluar rumah sudah ramai ada polisi segala dan sudah dikasih garis polisi,” kata dia, Sabtu siang.


Di rumah itu aparat menangkap kakak beradik, Herman (23) dan David (18). Seorang warga lain, Nardi menceritakan, para terduga teroris sedang tidur saat tim Densus 88 mendatangi rumah mereka. “Pas ditangkap mereka mau kabur tapi tidak bisa. Saya lihat David dibawa oleh Densus, dia teman sekolah keponakan saya. David diikat dengan tali. Densus juga bawa tas besar warna hitam,” kata Nardi.

Densus juga menggeledah sebuah rumah kos berjarak 200 meter dari lokasi penangkapan tepatnya di Kemanggisan Pulo C1 Nomor 59, Palmerah, Jakarta Barat. Dari sana, petugas membawa satu plastik yang diduga berisi bahan  peledak dan dokumen.

Selain di kawasan Palmerah, Densus 88 juga bergerak ke kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pasukan bergerak sekitar pukul 12.15 WIB.

“Telah diamankan  1 orang tersangka oleh Densus 88 Polri dan CRT Gegana Polri di rumah Bapak Narlis Jalan Kebon Kacang 14 No 9, Tanah Abang, Jakarta Pusat,” ujar Rikwanto, Sabtu 27 Oktober 2012.

Selain mengamankan NT, Densus juga membawa dua buah ransel yang berada di dalam kamar tersangka. Pihaknya masih menelusuri apakah benda tersebut berkaitan dengan terorisme atau tidak. “Diduga bahan benda berbahaya, sudah diamankan oleh tim penjinak bom. Sementara TKP sudah diamankan atau police line dan dijaga tim CRT Gegana. Situasi sudah  kondusif,” jelas Rikwanto.

11 teroris di 4 Propinsi

Ternyata penangkapan berlangsung tidak hanya di Jakarta. Detasemen Khusus 88 juga melakukan aksinya di Bogor, Madiun, dan Solo. Sebanyak 11 terduga teroris ditangkap. Mereka menamakan diri sebagai anggota Hasmi (Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia).

"Kaitan dengan operasi Densus 88 bahwa telah dilakukan operasi penangkapan kelompok yang bernama Hasmi serentak di seluruh Indonesia," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Suhardi Alius saat menggelar konferesi pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu, 27 Oktober 2012.

Kali pertama Densus 88 menangkap dua orang teroris di perumahan Puri Amarta, Mojo Senen, Madiun, Jawa Timur pada 26 Oktober 2012 malam sekitar pukul 20.00 WIB. Diamankan dua orang, Agus Anto alias Torik, Warso Alias Kurniawan.

Densus, lanjut Suhardi berhasil mengamankan barang bukti berupa bom siap ledak terlebih dahulu di tempat tersebut ketimbang kedua orang terduga. "Barang bukti yang diamankan bom siap ledak, bahan baku bom yang masih dirakit dan buku panduan merakit bom," ujar Suhardi.

Dijelaskan Suhardi, dari penangkapan di Madiun, Densus kemudian mengamankan tiga orang di Solo. Kali ini Densus mengamankan pimpinan dari HASMI yang bernama Abu Hanifah. Dia ditangkap pukul 11.00 WIB bersama dengan dua orang lainnya yakni Harun. Ia ditangkap di Jalan Sumpah Pemuda, Wojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, dan Biduyanto alias Ali alias Ahmadun yang ketika itu sedang membonceng Abu Hanifah. “Di Solo, bahan peledak sudah siap dan proses perakitan,” jelas Suhardi.

Di waktu yang bersamaan pula pihaknya melakukan pengerebekan di Desa Neglasari, Leuwiliang, Bogor. Di sana Densus menangkap tiga orang. Emir atau Emirat dan Zainudin ditangkap kali pertama. Lalu dilakukan pengejaran sekitar setengah jam dari Leuwiliang, dan ditangkaplah Usman. "Ditemukan bahan perakitan bom, amunisi kaliber serta detonator," imbuhnya.

Untuk di Jakarta, kata Suhardi, pihaknya melakukan penggerebekan di Palmerah, Jakarta Barat, juga pada  pukul 11.00 WIB. Diamankan David Azhari dan Herman. Kemudian satu orang ditangkap di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat atas nama Narto. “Semuanya masuk dalam satu jaringan. Kami masih kembangkan berapa lama jaringan tersebut terbentuk dan apa saja sasarannya,” kata Suhardi.

Empat target

Menurut polisi, kelompok Hasmi diketahui berencana melakukan aksi teror di sejumlah lokasi di Indonesia. Bahkan mereka telah menetapkan tempat-tempat yang dijadikan target pengeboman dalam waktu dekat. Di mana saja?

Setidaknya empat alamat yang menjadi sasaran kelompok yang dianggap baru dalam jaringan teroris di Indonesia. “Sasaran Hasmi, kelompok yang baru ini beroritasi pada alamat-alamat tersebut,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Suhardi Alius.

Pertama, Konsulat Jenderal Amerika di Citra Niaga, Surabaya. Aksi teror juga menyasar Kedutaan Besar Amerika di Jalan Senopati, Menteng, Jakarta Pusat.

Sasaran ketiga adalah Plaza 89 yang bertempat di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka menyasar kantor Freeport dan Kedutaan Besar Australia yang berada tepat di depan Plaza 89. Keempat, Markas Korps Brimob di Srondol, Jawa Tengah.

Sejauh ini motif teror dari kelompok ini belum diketahui, 11 orang yang ditangkap masih diperiksa pihak Densus 88.  Juga kapan pastinya bom akan diledakkan belum diketahui. “Sasaran ditetapkan dari hasil interogasi tapi kapannya masih didalami,” ujar Suhardi.



Sumber : Viva News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters