Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao sepakat untuk segera menyelesaikan daerah perbatasan yang hingga saat ini masih belum tuntas.
Hal itu diutarakan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai mendampingi Presiden Yudhoyno menerima PM Timor Leste tersebut di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Pertemuan keduanya bukan merupakan yang pertama kalinya, dan berlangsung dalam suasana kekerabatan dan persahabatan.
Marty mengatakan meskipun 90 persen daerah perbatasan dengan bekas provinsi Indonesia tersebut telah diselesaikan, masih ada yang tersisa, di antaranya tiga patok perbatasan di Dilumil-Memo, Bijael Sunan-Oben, dan Noelbesi-Citrana.
Penyelesaian tiga patok tersebut, menurut Marty, bukan hanya terkait demarkasi (garis batas), namun juga memperkenalkan pengaturan kawasan perbatasan yang dapat diakses oleh warga kedua negara di daerah perbatasan itu, agar bisa melanjutkan hubungan sosial dan kekeluargaan yang telah terjalin bertahun-tahun.
Ia mengatakan kedua pemimpin telah berkomitmen untuk dapat segera menyelesaikan masalah itu.
"Dan tadi dibahas dan komitmen kedua pemerintahan untuk menyelesaikan masalah ini dalam waktu yang relatif singkat," katanya.
Marty mengatakan pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut juga membahas mengenai keanggotaan Timor Leste di ASEAN.
Menurut dia, dalam kesempatan itu, Indonesia menegaskan dukungannya agar Timor Leste dapat menjadi anggota ASEAN.
Hal itu, katanya, mengingat kondisi geografis dan geopolitik Timor Leste yang berbatasan langsung dengan Indonesia, menyatu dengan kawasan Asia Tenggara.
"Intinya, keanggotaan Timor Leste di ASEAN bukan masalah teknis semata, melainkan masalah geopolitik dan bahkan masalah geografinya. Jelas Timor Leste adalah bagian dari kawasan Asia Tenggara. Jelas masa depan Asia Tenggara tidak akan positif, makmur, dan stabil, seandainya Timor Leste tidak menjadi bagian keanggotaan ASEAN," katanya. -
Antara
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 21 Maret 2013
SBY-Xanana sepakat segera selesaikan batas negara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar