Kegiatan lobi Organisasi Papua Merdeka (OPM) di dunia internasional harus mendapat pengawasan intelijen secara intensif. Lembaga intelijen harus ditransformasi menjadi lembaga intelijen yang berkemampuan tinggi, baik untuk operasi di dalam negeri maupun di luar wilayah negara.
"Pengawasan ini agar bisa membendung dukungan internasional terhadap apa yang dikampanyekan OPM. Saya mengimbau supaya reformasi sektor intelijen bisa mencakup transformasi badan intelijen nasional sebagai pilar politik luar negeri Indonesia, terutama untuk mengumpulkan informasi," kata Direktur Kajian Politik Center for Indonesian National Policy Studies, Guspiabri Sumowigeno, di Jakarta, Kamis (9/5).
Menurut dia, kehadiran intelijen nasional yang hadir dalam operasi yang terus-menerus atau permanen dalam mengamankan kepentingan nasional di luar negeri, khususnya dalam isu separatisme, sudah tidak bisa di tunda-tunda lagi. Informasi dan analisis intelijen nasional yang secara permanen beroperasi di luar negeri sangat diperlukan sebagai masukan bagi otoritas politik luar negeri untuk mengambil langkah-langkah preemptive dalam bentuk lobi-lobi politik, baik yang bersifat terbuka maupun tertutup, dalam mengatasi lobi internasional OPM.
"Operasi-operasi intelijen guna mengamankan kepentingan nasional juga dapat dicapai melalui kerja sama dengan badan-badan intelijen negara-negara yang bersahabat dengan kita dan potensial untuk bertukar dukungan politik dalam isu separatisme," katanya.
OPM telah resmi memiliki kantor perwakilan di Oxford, Inggris. Kantor yang dipimpin Koordinator Free West Papua Campaign (FWPC) Benny Wenda ini diresmikan pada 28 April 2013, dihadiri tokoh-tokoh penting, baik dari lokal kota Oxford, anggota parlemen Inggris, dan figur-figur lain.
Menurut Guspi, ada tren bahwa kemampuan OPM menggalang dukungan internasional meningkat dan berharap pemerintah segera merancang strategi untuk membendungnya. Jika tidak, situasinya bisa cukup berbahaya karena dua institusi OPM itu potensial mampu melemahkan pengakuan internasional melalui PBB mengenai keabsahan wilayah Papua sebagai bagian dari Indonesia.
"Ada proses yang panjang untuk sampai kantor OPM di Oxford berdiri, dan kita tak mampu mendeteksi dan melancarkan upaya guna mencegahnya," katanya.
Dua Strategi
Secara terpisah, Sosiolog Universitas Nasional, Nia Elvina mengemukakan semua pihak di Indonesia perlu mewaspadai strategi OPM memperalat masyarakat di Provinsi Papua. OPM membuka kantor di Inggris merupakan satu upaya diplomasi mereka untuk mendapatkan dukungan dunia internasional. Strategi yang dilakukan OPM ada dua, yakni di dalam negeri dan luar negeri.
Di dalam negeri, katanya, mereka memperalat masyarakat Papua untuk mencapai tujuan mereka dengan konstruksi konflik-konflik sosial tersebut. Di luar negeri, mereka melakukan upaya-upaya diplomasi untuk meyakinkan dan akhirnya mendapatkan dukungan dunia internasional. "Saya kira, kita semua paham bahwa para elite OPM ini semuanya tinggal di luar negeri, bukan di Papua," kata anggota Kelompok Peneliti Studi Perdesaan Universitas Indonesia (UI) itu.
Nia Elvina menyatakan bahwa strategi yang sama dilakukan oleh elite GAM dan Timor-Timor sebelumnya. "Karena itu, saya kira pemerintah sangat urgen untuk melakukan diplomasi yang intensif juga," katanya.
Strategi yang mesti dilakukan, kata dia, dengan mengoptimalkan putera-putera bangsa Indonesia berasal dari daerah Papua, yang punya pemahaman tentang realitas sosial di Papua yang sangat baik dan rasa nasionalisme yang tinggi. Bagaimanapun juga Papua merupakan bagian dari NKRI dan masyarakatnya sebagian besar mengalami nasib dan kondisi yang sama dengan masyarakat kita di provinsi lainnya," katanya.
Untuk itu, harus diantisipasi terjadinya pertikaian antara beberapa masyarakat Papua yang dijadikan alat oleh OPM untuk berkonflik dengan TNI. Menurut dia, dalam menangani masalah di Provinsi Papua, pemerintah harus banyak belajar dari kasus Timor-Timor dan Aceh/GAM.
"Makanya diplomasi luar negeri kita juga harus diintensifkan. Ini sangat penting sekali. Apalagi dalam era demokrasi sekarang. Pemerintah juga harus bisa menyakinkan dunia internasional bahwa Papua merupakan bagian dari negara kita," katanya. (KJ)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 10 Mei 2013
Intelijen Perlu Awasi OPM di Oxford
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
Dalam era demokrasi hendaknya Pemerintah RI jangan terlena ataupun kagum hasil-hasil pembangunan yg telah diraih selama ini, masih ada kerikil tajam akan menghambat pembangunan serta kelangsungan NKRI spt: OPM ataupun gerakan separatis, teroris jangan sampai mempengaruhi opini dunia.Perkuat Intelijen: Baik Bin, Polri,Kejaksaan maupun Kemenlu harusnya adalah inteljen disana agar gerakan separatis dpt diketahui dan di blok dikemenlu.
BalasHapus