Jika ingin sedikit kembali ke masa lalu, tepat tanggal 26 Oktober 2011, Presiden mengunjungi pameran alutsista di PT Dirgantara Indonesia. Saat itu, Presiden memberikan tantangan pada tim Pengembangan Produk dari Pindad untuk membuat kendaraan taktis 4×4.
Para teknisi Divisi Kendaraan Khusus menyetujuinya. Lalu dimulailah perjalanan mewujudkan kendaraan taktis yang kini menjadi kebanggaan Pindad ini.
Proyek ini dimulai pada bulan November 2011. Tim Pengembangan Produk Divisi Kendaraan Khusus sibuk merancang kendaraan ini. Benchmarking pun dilakukan dengan mengamati berbagai macam desain kendaraan taktis sejenis yang berasal dari berbagai negara. Oskkosh, yang dipakai oleh US Army, AMPV dari Jerman, Aravis dan Sherpa dari Perancis, dan lain-lain. Proses perancangan ini berakhir bulan Januari 2012 dengan satu pilihan desain yang dipilih oleh direksi dan dilanjutkan dengan pembuatan prototype kendaraan ini.
Keputusan pembuatan jenis kendaraan taktis ini bukanlah tanpa alasan yang kuat. Pembuatannya didasarkan pada arah evolusi kendaraan tempur di masa depan. Arah perubahan kendaraan tempur akan mengarah pada penyusutan ukuran kendaraan. Kendaraan tempur tidak lagi mengutamakan ukuran yang gigantic, namun lebih diutamakan kendaraan yang berukuran kecil namun tetap lincah bergerak dan bisa bertahan di medan pertempuran.
Walaupun ukurannya tidak sebesar kendaraan tempur lain seperti Panser Anoa, kendaraan taktis ini tetap akan tangguh di medan karena dalam proses produksinya tetap memperhatikan tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kendaraan tempur. Pertama adalah mobility, yaitu kemampuan pergerakan untuk menghindari serangan musuh dan juga kemampuan pergerakan di medan yang berat. Kedua adalah survivability yaitu kemampuan untuk bertahan dari serangan musuh dengan mengandalkan badan kendaraan yang bulletproof. Terakhir adalah fire power, yaitu kekuatan untuk menyerang musuh, dengan cara menembak balik.
Beberapa Varian Komodo |
Hasil perancangan tim Pengembangan Produk Divisi Kendaraan Khusus pun menghasilkan sambutan yang baik dari lingkungan industri pertahanan. Sejak prototype kendaraan ini diikusertakan dalam pameran, banyak pihak yang tertarik pada kondisi fisik kendaraan ini yang ukurannya tidak terlalu besar, namun tetap terkesan kuat dan gagah. Terlebih lagi, PT Pindad memberikan kebebasan untuk pihak klien untuk menentukan desain seperti apa yang akan diaplikasikan pada Komodo, sesuai fungsinya di lapangan.
Hal ini berlanjut pada penawaran dan kesepakatan kontrak. Saat ini, ada beberapa pihak yang tercatat sudah memesan Komodo. Kesatuan BRIMOB sudah memesan dua unit Komodo yang dimodifikasi menjadi kendaraan taktis Jungle Walfare. Kendaraan ini didesain khusus untuk pergerakan di kota dan pengejaran sampai memasuki hutan.
Kendaraan Jungle Warfae untuk BRIMOB |
Berbeda lagi dengan KOPASSUS yang memesan Komodo yang telah di-customized menjadi Battering Ram atau Kendaraan Pendobrak. KOPASSUS mempunyai satuan yang disebut Gultor (Penanggulangan Teror). Satuan ini memiliki tugas untuk mengatasi segala bentuk teror seperti penyanderaan, ancaman bom, dan lain-lain. Oleh karena itu, mereka membutuhkan kendaraan yang selain berfungsi sebagai alat pendukung mobilitas mereka di lapangan, tapi juga dapat digunakan untuk fungsi penanggulangan teror, salah satunya untuk menghancurkan bangunan.
Kendaraan Pendobrak untuk KOPASSUS |
Penetapan Undang-Undang nomor 16 tahun 2012 yang mengharuskan kerjasama luar negeri untuk menggunakan local content, juga menguntungkan Pindad dan juga memberikan angin segar bagi proyek Komodo ini. Saat ini tercatat beberapa pembeli potensial yang berasal dari dunia internasional, yang menyatakan ketertarikannya pada Komodo dan kini masih berada dalam tahap penjajakan kerjasama.
Proyek Komodo ini diperkirakan akan mendapatkan masa depan yang cukup cerah. Selain karena evolusi ukuran kendaraan tempur yang semakin menyusut, tim Pengembangan Produk Kendaraan Khusus Pindad memperkirakan jenis kendaraan seperti ini akan banyak diminati di masa depan. Ditambah lagi, Kementerian Pertahanan kini sedang sibuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF) untuk peralatan alutsista dan PT Pindad selalu menjadi pilihan utama untuk pemenuhan kebutuhan alutsista dalam sektor matra darat. Semoga saja, Komodo dapat menjadi milestone yang lain lagi dalam perjalanan sejarah PT Pindad. (Anggia Susada Mantarlia)
Spesifikasi Komodo
Configuration 4 x 4
Crew 5 persons
Dimension (LxWxH) ± (5,560 x 2,250 x 2,150)
Wheel Base ± 3,600 mm
Wheel Track ± 1,900
Empty Weight ±5,800 kg
Combat Weight ± 7,300 kg
Power to Weight Ratio ± 20.4 Hp/ton
Angle of Approach/Departure 45o/45o
Ground clearance ± 440 mm
Performance
Max Speed (flat road) ± 80 km/h
(offroad) ± 50 km/h
(highway) ± 100 km/h
Max. Gradient 60% (31”)
Max. Side Slope 30% (17”)
Fording Depth ± 0.75 m
Vertical Obstacle ± 0.40 m
Trench ± 0.50 m
Turning Radius ≥ 7 m
Fuel Tank ± 200 liter
Maximum Range ± 450 km
Technical
Engine Diesel Engine
4 Stroke Inline; 6 Cylinders
215 PS at 2500 rpm
Turbo Charger Inter Cooler
Transmission Manually; (optional), 6 forward/1 reverse
Body Monocoque
Body Protection (optional) Bullet Proof Steel; Bullet Proof Glass
Suspension Right Axle; Front (Bushing Arm with Coil Spring), Rear (Trailing Arm with Coil Spring,
Stabilizer Bar, Telescopic Shock Absorber.
Steering System Power Steering
Wheel & Tyre 12.5 R 20
Brake System Hydropneumatic Control Disc Brake All Wheel
Electrical; (Battery) 2 x 12V – 100 AH
(Alternator) 24V / 100 Amp
Sumber : BUMN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar