Kementerian Pertahanan menargetkan 10 tahun ke depan 95 persen alat utama sistem persenjataan diproduksi di dalam negeri. Produksi dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta. "Harus mandiri," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat berkunjung ke produsen rudal PT Sari Bahari di Malang, Jumat, 12 Desember 2014.
Pemerintah, kata dia, mendukung penuh industri alat pertahanan dalam negeri. Tujuannya agar mandiri dalam pengadaan alutsista. Saat ini, pembuatan sejumlah alutsista masih bekerjasama dengan negara asing. "Lambat laun harus mandiri. 10 tahun lagi Indonesia memproduksi kapal selam dan pesawat tempur secara mandiri," katanya.
Indonesia masih bekerjasama dengan Korea Selatan memproduksi 50 pesawat tempur modern KFX/IFX. Kemampuan pesawat tempur berteknologi generasi 4,5 itu diklaim lebih baik dibanding F-16 dan Sukhoi yang dimiliki TNI Angkatan Udara. Produksi dilakukan PT Dirgantara Indonesia dengan Republic of Korea Air Force. Adapun pembuatan kapal selam dilakukan oleh PT PAL dengan menggandeng Daewoo Shipbuilding Marine Engineering.
Direktur Utama PT Sari Bahari Ricky Hendrik Egam mengatakan tengah menjalin kerjasama alih teknologi produksi fuse dengan produsen asal Bulgaria, Armaco. Alih teknologi dilakukan setelah PT Sari Bahari memesan 1.500 buah fuse. "Fuse bisa dipicu secara elektronik maupun manual," katanya.
Tujuan alih teknologi, ujar Ricky, untuk mengurangi ketergantungan terhadap sejumlah komponen yang belum bisa diproduksi di Indonesia. PT Sari Bahari merupakan satu-satunya produsen rudal swasta yang memproduksi bom untuk pesawat tempur Sukhoi milik Indonesia. Bom P-100 produksi PT Sari Bahari telah dicangkokkan ke Sukhoi dengan hulu ledak sejauh 164 meter. Kandungan lokal bahan baku dalam negeri mencapai 92 persen.
PT Sari Bahari juga memproduksi roket jenis Fin Folding Aerial Rocket dengan hulu ledak sesuai standar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Produksi Fin Folding bekerjasama dengan PT Dahana, badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pembuatan bahan peledak. "Di sini memproduksi selongsong, pengisian bahan peledaknya oleh PT Dahana di Subang Jawa Barat," ujarnya.
PT Sari Bahari juga telah mengekspor 260 kepala roket latih (smoke warhead) kaliber 70 milimeter ke Republik Chile. Pabrikan roket swasta asal Malang ini merupakan ekspor perdana. Sebelumnya, seluruh produk roket dipasok untuk memenuhi kebutuhan Tentara Republik Indonesia. (Tempo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 15 Desember 2014
Produksi Pesawat dan Kapal Selam Ditarget 2024
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Bakamla RI pada 15 Juli 2015 pukul 09.00 WITA menemukan kapal KM. Sinar Purnama di Perairan Tarakan. KAL Simaya yang merupakan unsur Operas...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki satu-satunya ahli nuklir di dunia yang menerapkan pengayaan uranium dengan teknologi rendah. ...
-
Submarine type 214 Angkatan Laut Portugal Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cer...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Selain pembelian Su-35, Rusia juga telah memulai pembicaraan awal dengan Indonesia terkait pengiriman kapal selam diesel-elektrik (kelas Kil...
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang suda...
-
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengaku tidak habis pikir dengan kegiatan intelijen yang dilakukan oleh Pemerintah Australia. Menl...
-
Jumlah pasukan TNI akan terus disusutkan secara bertahap. Jika saat ini jumlahnya sekitar 470.000 personil, maka pada tahun 2029 diproyeksi...
mef nya dari tahun 2010 tapi sampai sekarang belum liris ya kapal selam dan kfx/ifx nya, semoga akhir tahun 2015 sudah liris semua nya
BalasHapusTong penelitian itu lama emg lu kira bikin hape, F-22 Raptor itu litbang sejak tahun 1995
BalasHapusketauan jarang baca berita itu org
BalasHapuswah nt mah nda tahu kyak nya ini krisis kembali indonesia, rupiah anjlog, bbm bisa naik kembali, saham banyak di jual, pembelanjaan nihil, gawat ndah jaman tahun kemarin keker, kuat dan raksasa semoga indonesia tetap kaya dan raksasa segala nya di seluruh dunia dengan sdm anak bangsa yang mampuni
BalasHapus