Pengunjung memperhatiak sebuah helikopter milik TNI AD pada Pameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AD di Silang Monas, Jakarta, Jumat (12/12). | sumber: Antara/Muhammad Adimaja |
"Aspek spektek lebih utama dari pada mencari harga murah tapi kurang optimal," kata Ediwan dalam keterangan tertulis, Rabu (17/12).
Disebutkan, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan TNI adalah alutsista yang sudah teruji dan siap digunakan. Karena itu setiap pembelian alutsista selalu disertai dengan uji coba.
"Ini merupakan bagian dari meyakinkan bahwa Alutsista tersebut telah memenuhi persyaratan teknis yang sudah ditetapkan," ucapnya.
Menurutnya, pihak Roketsan sepertinya ingin berpartisipasi dalam penguatan Alutsista TNI. Namun sayangnya, spektek yang mereka miliki belum memenuhi persyaratan.
Pihak Roketsan pernah mengajukan sanggahan dan sanggahan banding kepada pihak Kemenhan. Semuanya sudah dijawab. Setelah itu tidak ada lagi sanggahan. "Tentu mereka harus menerima jawaban itu dengan bijak," katanya.
Kepala Pusat Komunikasi Kemenhan, Kolonel Djundan, menjelaskan, MLRS buatan Roketsan Turki belum teruji bahkan belum digunakan di negara lain.
"Adapun informasi yang menyebutkan bahwa Roketsan sudah digunakan di beberapa negara lain. Hal tersebut adalah tipe atau jenis lain, bukan yang ditawarkan ke Kemenhan. Bahkan yang ditawarkan ke Kemenhan itu masih dalam proses research and development approval," ujarnya. (BeritaSatu)
lanjut kembali pembelian sukhoi Su 35 dan su 50 stailnya jet generasi 5
BalasHapus