Pesawat
Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung itu hasil pengembangan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Dirgantara Indonesia
(PT DI).
PTTA Wulung ini memiliki beberapa keunggulan di antaranya menggali data intelejen, pengawasan, dan pengintaian.
Kepala
Pusat Kelaiakan Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan,
Laksamana Pertama M Sofyan, mengatakan, PTTA Wulung tak hanya digunakan
untuk kepentingan militer saja.
Ia menilai jika kemampuan PTTA Wulung bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sipil.
"Seperti
Kementrian Kelautan dan Perikanan, misalnya yang memanfaatkan fungsi
PTTA di wilayah perbatasan," ujar Sofyan kepada wartawan di kantor PT
DI, Jalan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Selasa
(26/4/2016).
Sofyan pun meyakini jika pesawat
tersebut tetap efektif meski tidak digunakan untuk kepentingan perang
dan militer Ia pun yakin jika banyak lembaga pemerintah yang akan
membutuhkan drone made in Bandung tersebut mengingat Indonesia memiliki
garis perbatasan yang cukup luas.
"Kita tahu panjang perbatasan
di Kalimantan dari Timur ke Barat itu mencapai 2 ribu kilometer.
Perintah Presiden jelas jika itu harus termonitor 24 jam. itu baru
kalimantan belum Papua dan perbatasan laut," ujar Sofyan.
Lantas berapa kebutuhan untuk pemerintah terhadap drone tersebut?
"Kalau
kebutuhan bisa dihitung. Misalnya garis perbatasan Kalimantan itu 2
ribu kilometer, sementara range pesawat itu bisa mencapai 120 kilometer.
Bisa dihitung berapa kebutuhannya."
"Belum lagi untuk lembaga lain yang ingin memanfaatkan drone untuk tujuan lain," ujar Sofyan.
Terkait
dengan harga jual PTTA itu, Direktur Teknologi PT DI, Andi Alisjahbana,
memastikan tidak akan lebih dari biaya pengembangan yang telah
dilakukan.
"Saya jujur belum tahu nilai investasinya. Tapi tidak
terlalu besar nilainya. Yang penting bukan itu, melainkan bagaimana ini
bisa digunakan badan pemerintah yang lain," ujar Andi.
Dikatakan Andi, pembuatan PTTA Wulung menghabiskan waktu sekitar enam minggu.
Menurutnya,
tiga minggu untuk produksi struktur, satu minggu untuk integrasi, dan
dua minggu untuk testing seperti ground tes, kalibrasi, dan pengujian
lainnya. Adapun PTTA Wulung itu akan doproduksi secara massal mulai awal
Mei 2016.
"Sementara ini kami sudah ada tiga unit PTTA Wulung yang merupaka pesanan Kementrian Pertahanan."
"PTTA saat ini kualitasnya sudah baik an sesuai dengan spesifikasi yang diminta TNI AU," kata Andi. (TribunNews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 27 April 2016
Drone Wulung Produksi PT. DI Baru untuk Kepentingan Militer dan Pemerintah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Kejujuran 11 prajurit Kopassus mengakui kesalahan, menembak empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Sleman, Yogyakarta, mendat...
-
Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain d...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan jajaran Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua...
-
PEKANBARU - Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan, menegaskan Indonesia membutuhkan sosok pemimpin berkarakter kuat untuk keluar dari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar