Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI memiliki tujuh kemampuan, yaitu : pembebasan tawanan yang ada di laut, gedung, hutan, bus, kereta api, pesawat dan kapal laut, dan itu spesialis mereka. PPRC ini adalah pasukan gabungan pemukul yang dimiliki TNI untuk menghadapi kondisi darurat atau trouble spot yang bersifat strategis di seluruh wilayah NKRI. Demikian dikatakan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VI/Mulawarman Kolonel Inf Andi Gunawan kepada media massa beberapa waktu lalu, di Media Center Latihan Gabungan PPRC, Komplek Makodim, Tarakan, Kalimantan Utara.
Menurut Kolonel Inf Andi Gunawan, kemungkinan saat ini yang terjadi dari rencana kontijensi Pangdam VI/Mulawarman adalah melaksanakan Latihan PPRC yang kemungkinan besar permasalahan akan timbul di wilayah Kodam VI/Mulawarman. Jadi, sebelum permasalahan itu muncul maka dilaksanakan latihan untuk mengatasi gangguan, ancaman dan infiltrasi dari pihak lawan baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, apabila terjadi sesuatu mereka sudah siap.
Latihan yang berlangsung di Kota Tarakan ini terdiri dari lima satuan yaitu Satgas Gultor dari Kopassus, Satgas Ton Taipur dari Kostrad, Kopaskha dari TNI AL, Denjaka dari Marinir dan Den Bravo dari Paskhas. Latihan ini menggunakan lima kapal KRI yang terdiri dari KRI Surabaya, KRI Ajak, KRI Ahmad Yani, KRI Mandau, KRI Badau dan menggunakan Helly Bell dari Angkatan Laut, Helly Super Puma dari TNI AU. “Dipilihnya Lokasi Latihan PPRC di Kota Tarakan merupakan wewenang Pangkostrad selaku Panglima Komando Operasi (Pangkoops) PPRC TNI atas persetujuan Panglima TNI dengan mempertimbangkan berbagai aspek kepentingan operasi TNI,” kata Kapendam VI/Mulawarman.
“Latihan PPRC TNI merupakan latihan yang dilaksanakan berdasarkan kontijensi yang memiliki tujuan multi fungsi terhadap sasaran strategis terpilih, diantaranya penguasaan kembali Obyek Vital Nasional seperti kilang minyak dan kawasan industri strategis, pembebasan sandera, penanganan terorisme dan sebagainya,” tegas Kolonel Inf Andi Gunawan.
Dalam kesempatan tersebut Kapendam VI/Mulawarman menyampaikan pula bahwa, setelah latihan gabungan dari Darat, Laut, Udara dan Polri yang telah kita saksikan beberapa waktu lalu, maka satuan yang terlibat dalam PPRC tersebut melaksanakan latihan secara parsil sesuai dengan fungsi dan medan masing-masing. Satgas Gultor dari Kopassus melaksanakan pemanasan latihan menembak di Lapangan Tembak Imam Toib Batalyon Infanteri 613/Rja, Denjaka melaksanakan latihan menembak di perairan Tg. Pasir dengan sasaran drum plastic yang terapung yang sudah disiapkan, Den Bravo dari Paskhas melaksanakan latihan di sekitar pangkalan Lanud Tarakan.
“Dengan adanya latihan tersebut, sangat membantu prajurit untuk mengasah dan mempertajam kemampuan secara profesional yang siap digerakkan kapan dan dimana saja di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkas Kapendam VI/Mulawarman.
Sementara itu, terkait pertanyaan wartawan antara lain tentang penambahan pasukan dan masyarakat yang menonton Latihan PPRC TNI, Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Inf Andi Gunawan menegaskan bahwa tidak ada penambahan pasukan, itu masih dalam kekuatan awal dan dalam latihan tetap kondisi siaga, serta menyiapkan kemampuan dan berlatih terus. “Kita tetap melaksanakan siaga operasi sambil melaksanakan latihan dan kemampuan sambil memelihara kemampuan dan moril pasukan yang siap ditugaskan dimana saja,” ucapnya.
“Harapan saya, supaya masyarakat juga melihat inilah kemampuan TNI. TNI siap setiap saat, siap bergerak dengan cara melatih kemampuan secara terus menerus. Secara perorangan, secara unit, secara satuan hubungan terintegrasi, kita siap bergerak dimana saja dan kapan saja di seluruh Wilayah NKRI yang merupakan juga jangkauan PPRC TNI,” tandas Kolonel Inf Andi Gunawan. (JKGR)
Puspen TNI
Autentikasi :
Kapendam VI/Mulawarman, Kolonel Inf Andi Gunawan
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 12 April 2016
Mengenal Kemampuan Inti Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar