Duta Besar Nigeria untuk Indonesia Abdul Rahman Sallahdeen menyampaikan keinginan negaranya melakukan kerja sama dalam industri pertahanan, terutama dengan The Nigerian Defence Industry (DICON), dan sejumlah sektor prospektif lainnya seperti pertanian, telekomunikasi, dan konstruksi.
"Nigeria menyambut baik berbagai kerja sama yang erat dalam sektor manufaktur militer yang potensial ini. Kami mengharapkan pihak swasta Indonesia dan komunitas bisnis lainnya ikut menanamkan modalnya baik di sektor `up-stream` dan `down stream`," kata Dubes di Sentul, Bogor, Kamis.
Abdul Rahman Sallahdeen mengemukakan hal itu pada acara "Round Table Discussion on Updates of Economic Opportunities and Potentials in Nigeria" sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan Menlu Nigeria dan komunitas bisnis negara tersebut ke Indonesia pertengahan Juli mendatang.
Kerja sama bidang pertahanan dan keamanan dan peluang bisnis lainnya itu dibahas dalam forum yang dihadiri 70 peserta yang datang dari berbagai perwakilan kementerian, lembaga dan sejumlah perwakilan provinsi, Kadin dan juga kalangan media.
Kegiatan kerja sama pertahanan antara lain memanfaatkan industri strategis bidang pertahanan seperti dengan PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia, serta memanfaatkan fasilitas "Peace Keeping Center" milik Kementerian Pertahanan, serta kerja sama penanggulangan terorisme.
Lebih jauh Dubes mengajak para pelaku usaha Indonesia lebih mengoptimalkan peluang pasar Nigeria, terlebih setelah negara dengan ibu kota Abuja itu menjalankan ekonomi terbuka dan memberikan kemudahan dalam hal pengiriman uang (remittance) hasil keuntungan investasi di Nigeria.
Sementara itu, Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri Lasro Simbolon mengatakan, kini saatnya Indonesia melirik Afrika dan tidak boleh ketinggalan dengan Jepang, China dan Korea Selatan yang agresif memburu peluang kerja sama di Afrika mengingat potensi bisnis yang besar di kawasan Afrika, termasuk Nigeria.
"Afrika sekarang bukanlah Afrika 20 tahun lalu yang sarat dengan konflik, kelaparan dan penyakit. Afrika adalah benua dengan segudang peluang dan kesempatan bagi Indonesia cukup besar terlebih kita memiliki hubungan sejarah yang positif," katanya sekaligus ingin mematahkan pandangan negatif tentang Nigeria.
Kerja sama Indonesia dan Nigeria berfokus pada bidang ekonomi, perdagangan, investasi dan peningkatan kapasitas. Di bidang ekonomi, Indonesia menempatkan Nigeria sebagai pasar non-tradisional yang penting. Dengan jumlah penduduk 170 juta, munculnya kelas menengah yang pesat, sumber daya alam yang melimpah, dan pertumbuhan ekonomi yang baik, menjadikan peluang dan potensi Nigeria perlu digarap secara serius dan terencana dengan baik.
Total perdagangan Indonesia-Nigeria tahun 2012 tercatat 3, 18 miliar dolar AS dengan tren peningkatan 50 persen. Ekspor Indonesia ke Nigeria tercatat mencapai 413 juta dolar dan impor Indonesia sebesar 2, 77 miliar dolar. Besarnya jumlah impor ini disebabkan oleh pembelian minyak dari negara ini.
Namun demikian, Nigeria masih merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia di wilayah Afrika bagian barat, meskipun pada tahun 2012, ekspor non-migas Indonesia mengalami penurunan sebesar sembilan persen jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 465 juta dolar AS.
Saat ini 20 perusahaan Indonesia telah lebih dahulu berkiprah di Nigeria melalui investasi dan perdagangan diantaranya PT Indorama (petrokimia), Indofood (produk mie instan), Sinar Mas (kertas dan plastik), Kedaung Group (peralatan dapur), dan Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia (perawan pesawat).
Produk industri pertahanan strategis Indonesia seperti pesawat CN-235 juga telah digunakan di beberapa negara Afrika seperti Burkina Faso, Senegal, dan Guinea-Conakry. Peluang di bidang pertahanan sangat besar di Nigeria. (Antara)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 14 Juni 2013
Nigeria inginkan kerja sama industri pertahanan dengan Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
6 Polwan cantik yang merupakan presenter NTMC POLRI, Rabu (2/3) pagi mengikuti kegiatan latihan menembak yang berlangsung di Lapangan Tembak...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono menerima senjata hasil penyelundupan yang berhasil digagalkan oleh pasukan Gugus Tempur Laut Ar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar