TNI mendapat tambahan 24 unit Panser Anoa 6x6 yang dipesan dari PT Pindad. Saat ini jumlah panser Anoa TNI saat ini 226 unit dan masih akan bertambah karena penguatan masih terus dilakukan.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, dengan perkembangan kawasan global dan regional saat ini, mengharuskan TNI menambah alat utama sistem senjata (alutsista) yang ada dalam rangka menjaga pertahanan dan kedaulatan NKRI.
“Dengan perkembangan kawasan saat ini, mau tak mau negara harus memberikan respon yang cepat, terlebih TNI harus membuat strategi pertahanan. Penambahan alutsista akan meningkatkan profesionalisme prajurit,” kata dia saat serah terima panser di markas Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jumat (14/3/2014).
Panser yang diserahterimakan terdiri dari beberapa varian, terutama Armoured Personnel Carrier (APC) dan ambulance. Selanjutnya 24 panser ini akan dikirim untuk pasukan TNI yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-/United Nations Mission In Darfur (UNAMID), Sudan.
Pengiriman Panser Anoa buatan dalam negeri dalam misi internasional ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya di Lebanon (UNIFIL). Pengiriman tersebut atas permintaan dari PBB. “Ini akan memberikan kebanggaan bahwa alutsista dalam negeri digunakan dalam misi perdamaian PBB,” kata Moeldoko.
Jumlah personel yang bakal diberangkatkan sebanyak 800 orang. Selain dilengkapi 24 Panser Anoa, mereka juga membawa juga 30 truk dan 34 jeep. Satgas ini rencananya ditempatkan di wilayah El Geneina, dan Masteri yang berbatasan dengan negara Chad selama satu tahun penugasan.
Mantan KSAD itu juga berpesan agar PT Pindad terus meningkatkan standar alutsista yang dibuatnya. “Karena saat ini TNI lebih mendukung untuk pengadaan alutsista dalam negeri,” tutur Moeldoko.
Sementara itu, Plt Direktur Utama PT Pindad (Persero) Tri Hardjono mengungkapkan, PT Pindad terus menggembangkan kemampuan yang dimilikinya, terutama untuk meningkatkan dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan TNI yang semakin besar. (Sindo)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Sabtu, 15 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
Lembaga analisis militer, Global Firepower, melansir daftar negara-negara dengan kekuatan perang terbesar di dunia. Dari 68 negara yang disu...
-
Pembebasan Irian Barat dari Penjajah NUKILAN peristiwa bersejarah dari sebuah catatan seorang prajurit Siliwangi dalam Operasi Trikor...
-
Kasus penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, yang dilakukan 11 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), memb...
Pendapatan negara terbesar dari pajak, dukung dan berdayakan perpajakan nasional Indonesia untuk mendukung pula militer dan pertahanan Indonesia.
BalasHapussaat ini banyak potensi pajak di Indonesia yang belum tergali karena lemahnya lembaga perpajakan di Indonesia.
mari kita perkuat lembaga perpajakan Indonesia untuk mendukung pula militer dan pertahanan Indonesia, silakan buka link berikut :
http://birokrasi.kompasiana.com/2014/02/26/darurat-direktorat-jenderal-pajak-butuh-pertolongan-638030.html
Terima kasih