Pemerintahan baru di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memediasi pengembangan hingga peluncuran pesawat komersial bersertifikasi siap produksi yaitu N219.
Tujuannya agar produk purwarupa atau prototype pesawat N219 tak senasib dengan prototipe pesawat baling-baling N250, yang kini menjadi besi tua karena berhenti di tengah jalan, sehingga tidak masuk ke tahap produksi.
"Pesawat N219, kita bantu prototipe sampai sertifikasi. Pesawat layak terbang dan komersial pada tahun 2016. Pemerintah juga mediasi antara LAPAN yang melakukan riset dengan dunia usaha yakni PTDI dan user yakni pemilik airlines," kata Menteri Ristek dan Dikti Muhammad Nasir saat acara seminar nasional penerbangan dan antariksa 2014 di Menara BPPT, Thamrin, Jakarta, Rabu (10/12/2014).
Nasir menjelaskan pemerintah, melalui Kemenristek Dikti, akan membantu pembiayaan pengembangan purwarupa hingga sertifikasi pesawat. Alasannya anggaran tersebut sangat tinggi jika ditanggung badan usaha. Pemerintah saat ini mengucuri dana Rp 400 miliar untuk membuat prototipe pesawat penumpang N219.
"Lapan yang riset hingga lahirkan prototipe. Terakhir ialah kembangkan N219. Alokasi anggaran sekitar Rp 400 miliar. Kita bantu dari prototipe sampai sertifikasi," jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengaku dunia teknologi penerbangan Indonesia mulai bangkit.
Pasca proyek pesawat baling-baling N250 pada era 1990-an, setelah itu pengembangan teknologi pesawat di dalam negeri terhenti karena hantaman badai krisis ekonomi.
Kini LAPAN bersama PT Dirgantara Indonesia (Persero) mengembangkan pesawat baling-baliang varian lebih kecil, yaitu N219. "Kita mulai bangkit dengan N219. Kita bikin bukan sekedar prototipe. Pada Harteknas 10 Agustus 2015, pesawat N129 sudah roll out atau ditujukkan ke publik. Pada Desember 2015, kita uji terbang pertama. Kemudian tahun 2016 atau 2017 mulai produksi," jelasnya.
Pengembangan pesawat baling-baling berbadan kecil sangat diperlukan menghubungkan daerah-daerah kepulauan di Indonesia. Pemerintah sangat mendukung proses pengembangan untuk melahirkan pesawat asli buatan Indonesia.
"Sesuai UU, pengembangan fase industri oleh PTDI, riset oleh LAPAN. Sebelumnya ditumpukkan ke PTDI. Sekarang riset oleh LAPAN," jelasnya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 11 Desember 2014
Cara Pemerintah Agar Proyek Pesawat N219 Tak Bernasib Seperti N250
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
Lembaga analisis militer, Global Firepower, melansir daftar negara-negara dengan kekuatan perang terbesar di dunia. Dari 68 negara yang disu...
-
Kasus penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, yang dilakukan 11 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), memb...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar