Demi memperkuat armada laut, Indonesia memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Kontrak pembelian senjata ini dimulai pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan oleh Presiden Jokowi.
Ketiga kapal selam pesanan itu merupakan jenis terbaru dari kelas Chang Bogo yang dibuat khusus untuk Indonesia.
Dari penelusuran merdeka.com, Jumat (12/12), kapal selam jenis terbaru ini merupakan peningkatan dari tipe sejenis, yakni 209/1200. Kapal berbobot hingga 1.400 ton ini dilengkapi alat anti torpedo yang bernama Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).
Saat ini kapal selam tersebut baru digunakan secara internal oleh Angkatan Laut Korea Selatan. Indonesia akan menjadi negara kedua yang menggunakannya. Soal persenjataan, Korsel memang tak mau main-main. Ketegangan dengan Korea Utara membuat para peneliti senjata negeri ginseng itu selalu membuat senjata terbaik.
Dilengkapi mesin diesel Type 12V493 AZ80 GA31L yang dipasang di beberapa sisinya, kapal selam ini mampu berlari 11 knot di permukaan dan 21,5 knot di bawah permukaan. Dengan kecepatan tersebut, kapal selam ini mampu menempuh jarak maksimal hingga 20 ribu km.
Dari sisi persenjataan, terdapat 8 lubang torpedo berukuran 533 mm, dan teritegrasi dengan roket anti serangan udara UGM-84 Harpoon. Kapal ini mampu memuat 28 ranjau laut, di lokasi penyimpanan torpedo dan harpoon.
Untuk tenaganya, terdapat baterai Lithium-ion untuk meningkatkan kecepatan di dalam air hingga mampu mencapai lima kali dari kecepatan maksimal.
Sebagai navigasinya, dipasang Atlas Electronic CSU 90, L-3's MAPPS yang terintegrasi. Cukup awas untuk mendeteksi kapal selam musuh dan kapal-kapal perang permukaan milik lawan.
Dengan kekuatan yang akan dimiliki ini, masih beranikah kapal-kapal asing mencuri kekayaan laut di perairan Indonesia? (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 12 Desember 2014
Mengintip Kecanggihan Kapal Selam Chang Bogo pesanan TNI AL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
-
PT Dirgantara Indonesia sedang mempertimbangkan pengembangan pesawat angkut taktis CN235 menjadi varian komersial angkut penumpang. Perusaha...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
ya ellah kalimat terakhirnya itu lho yg bikin gondok...masa gertak n ngusir kapal nelayan pencuri ikan harus pake kapal selam sih?klo utk ngusir KS Ausie, Singapura atw Malaysia saya maklum, atw penulis krg pede dgn kemampuan KS ini????
BalasHapus