Tokoh Papua sekaligus Menteri Luar Negeri Federasi Papua barat Jacob Rumbiak menegaskan kesabaran rakyat Papua ada batasnya. "Kami terlalu yakin dalam waktu tidak lama akan ada perlawanan bersenjata besar-besaran oleh rakyat Papua," katanya saat dihubunginya melalui telepon selulernya kemarin sore.
Berikut penuturan Jacob Rumbiak kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com.
Tadi Anda bilang OPM bisa melawan kalau darurat militer ditetapkan. Siapa melaih dan memasok senjata bagi OPM?
Yang jelas bukan saja OPM tapi juga rakyat Papua sudah siap melawan. Rakyat sudah siap bertindak. Kekuatan OPM tidak seberapa, tapi rakyat dan mahasiswa sudah berada di garis depan bukan di hutan lagi. Sekarang mahasiswa asal Papua di Jakarta, Yogya, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lain sudah menuntut kemerdekaan.
Jadi kapan OPM bakal menyatakan perang terhadap Indonesia?
Saya tidak tahu itu kapan, tapi saya terlalu yakin perlawanan dalam skala besar pasti datang, ditambah lagi pendekatan militer dilakukan Indonesia bertambah besar.
Perlawanan rakyat waktunya tidak bisa saya tentukan, tapi kekuatan diplomatik, politik, intelijen dan militer sudah terbangun rapih. Kami berpikir penyelesaian secara damai itu penyelesaian sangat bermartabat.
Menggunakan cara militer merupakan cara terakhir. Kami terlalu yakin dalam waktu tidak lama akan ada perlawanan bersenjata besar-besaran oleh rakyat Papua.
Tapi Anda setuju kalau tidak ada perlawanan bersenjata besar-besaran tidak bakal dapat perhatian masyarakat internasional?
Ini kan masih melihat situasi. Rakyat sipil Papua sangat besar jumlahnya, ini butuh pertimbangan. Jadi jangan ada pengorbanan besar dari mereka. Itu juga jadi perhitungan pribadi buat rakyat Papua merdeka untuk tidak melakukan kejahatan dalam melakukan revolusi.
Tapi Anda sudah melihat pemerintah berencana melakukan pendekatan militer. Kenapa OPM masih berdiam diri?
Sabar dan terus menggunakan cara-cara damai sedang kami dorong. Kami melihat isu global sangat alergi dengan perang. Kami harus hati-hati karena teroris hampir mirip dengan isu global. Kami harus hati-hati menghadapi pendekatan militer. Kami tidak mau dicap teroris.
Artinya OPM belum siap berperang dengan Indonesia?
Kami melihat ada batas kesabaran juga sehingga kita berusaha melakukan pendekatan lagi. Saya berharap awal tahun depan ada komite khusus diatur dari luar ke dalam. Kami sudah melakukan pendekatan secara khusus, mendesak pihak luar menjadi pendengar sebelum kami bertindak.
Kapan batas waktunya diberikan karena korban sipil terus berjatuhan?
Yakinlah, sabar adalah subur dan sehat. Masih ada waktu buat kami terus melakukan pendekatan bermartabat dan waktu kami terbatas.
Jadi OPM belum siap berperang dengan Indonesia?
Sebenarnya sudah siap, tapi kami tidak tahu waktunya, mungkin tahun depan. Yang jelas pihak Papua sudah siap sekali. Kami masih terus melakukan pendekatan sangat bermartabat, kami coba dulu.
Seberapa siap? Atau ini cuma sesumbar doang buat menjaga semangat untuk merdeka?
Kami sudah sangat siap dari sisi militer. Persiapan kami sudah cukup bisa hadapi militer Indonesia, tapi kami lihat itu bukan sebuah solusi cepat. Saya harap pihak Indonesia sudah bisa melihat kaki Papua suah siap kapan saja.
Bisa jelaskan kesiapannya dengan persenjataan lengkap militer?
Kami sedang dalam semangat dan momentum tepat. Kami ini mengalami kebijakan salah. Sekarang masyarakat internasional merasa bersalah memasukkan Papua ke tempat salah.
Jadi momentum perlawanan bersenjata besar-besaran perlu menunggu hingga 2019, bertepatan dengan setengah abad Papua bergabung dengan Indonesia sejak pepera 1969?
Saya pikir itu terlalu lama,
Kapan perlawanannya jika itu terlalu lama?
Kekuatan lain itu (militer) siap tapi tidak mungkin saya katakan soal itu. Kami melakukan persiapan bersenjata. Kami telah memutuskan harus menyeselaikan konflik politik di Jakarta dengan internasional secara damai.
Keputusan penyelesaian Papua ada di tangan para pemimpin. Saya tidak bisa mendahului keputusan para pemimpin tinggi buat menyelesaikan konflik Papua secara damai. Walau menderita, ada kucuran darah dan air mata, penderitaan terlalu hebat, kami ahrus menunjukkan kami tetap berkomitmen menyelesaikan permasalahan ini dengan cara damai.
Kalau nanti dengan cara cara damai tidak bisa nanti, baru kami menggunakan cara militer. Sekarang kami masih mencoba untuk beberapa tahun ke depan.
Jadi tenggat penyelesaian damai hingga 2019?
Bisa terlalu lama, mungkin juga bisa terlalu cepat. Harusnya lebih cepat lebih baik, bisa saja tahun depan atau 2019. Kami belum bisa pastikan. Tapi kami ingin kalau merdeka nanti kami tidak ingin rakyat Papua mencap Indonesia sebagai negara penjajah. (Merdeka)
preeet banyak bacot doang, semoga aja benar2 ada DOM, biar Alutsista terbaru milik TNI tdk cuma2 n cmn utk latihan.....kami mendukung TNI utk melibas setiap pemberontakan bersenjata. NKRI Harga Mati....
BalasHapusBASMI SAMPAI HABIS ITU OPM SEBAB OPM ADALAH KEPENTINGAN AMERIKA YG MENGGUNAKAN RAKYAT SIPIL SUPAYA FREEPORT AMAN
Hapussaatnya melakukan operasi senyap terhadap virus2 garapan CIA,
BalasHapusuntuk stabilitas dipapua.
Donnie.pemerintah memang harus membentuk sebuah pasukan untuk operasi senyap.lalu menangkap intelijen asing yg telah melatih sebarang perlengkapan untuk opm
Hapusitu didalangi oleh pihak asing... yg paling dominan 2 negara itu..yg paling dekat dgn negara kita dan yg paling jauh, krn ingin meng ekploitasi sumber alam nya senang klw ricuh berarti kepentingan mereka aman, seperti tambang emas nya...
BalasHapusitu didalangi oleh pihak asing... yg paling dominan 2 negara itu..yg paling dekat dgn negara kita dan yg paling jauh, krn ingin meng ekploitasi sumber alam nya senang klw ricuh berarti kepentingan mereka aman, seperti tambang emas nya...
BalasHapusmungkin ada rencana pemerintah utkmemutuskan kerjasama dgn freeport, soal pengoalahanya ygmenjadi akar masalah, jd pihak asing ingin membuat makar di papua supaya pernag dgn indonesia, masalah seperti ini mah gampang kok intinya gak jauh2 dr "its all about money", yg jelas elakunya ya raja teroris dunia gak jauh2 dr amerika.
BalasHapuskenapa rakyat papua kurang sejahtera ...karna banyak pejabat setempat yang korupsi demi kepentingan pribadi..dan hal ini dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang berkeinginan SDA di papu yang dimonopoli,,..adakah perusahaan tambang emas, nekel, dsb terbesar di indonesia mensejahterakan masyarakat sekitar...NO..????? makanya kesempatan ini digunakan untuk mengadu domaba...supaya melupakan perusahaan tersebut...waspadalah 100X..ini permainan pihak ketiga.
BalasHapusjangan kan opm yang nda punya apa apa seperti jet tempur, meriam, tank, rudal balistik , israel aja yang punya semua nya nda brani lawan indonesia raya, opm, gam, rms , sama lain itu hanya preman cacingan aja yang harus di hukum undang undang yang di terapkan pemerintah indonesia
BalasHapussaya percaya jika saudaraku orang papua tidak bodoh dan tidak mudah termakan provokasi pihak CIA, inggris dan anjing2nya yg mengelilingi indonesia.... ingat: POLITIK DEVIDE ET IMPERA .... kita semua tahu jika agen CIA sudah merasuk dan menyebar merata di bumi indonesia tp buktikanlah saudaraku jika orang papua lbh tangguh dari saudara kita timtim, malaysia,singapura, philipina,PNG,dan bangsa aborigin di australi yg terlepas dari nusantara dan sampai sekarang jadi kacungnya inggris... lihat dan perhatikan siapa yg berkuasa di negara2 pecahan nusantara???? bandingkan dg papua...dipapua yg memimpin jika bukan saudara senusantara pasti orang papua sendiri gubenurnya.... minimal bukan orang asing
BalasHapusorang2 OPM itu sudah dicuci otaknya dan selalu dibikin paranoid...... sepertinya para penjajah barat dahulu memiliki misi ganda.....jd curiga dg para misionaris yg bercokol di indonesia sejah jaman penjajahan...sepertinya targetnya adl wilayah yg pelosok yg minim pendidikan/informasi yg mudah untuk dicekoki paham sesat untuk melawan negaranya sendiri/....lihat rata2 wilayah yg ingin makar adl daerah kekuasaan para misionaris yg menetap di indonesia sejak dulu... contoh:timtim
BalasHapussebagai warga negara indonesia saya sependapat dengan anda bahwa kedaulatan NKRI harus di pertahankan, ada upaya asing yang membantu OPM dan juga setuju kalau TNI harus segera menupas OPM, tapi ada yang saya tidak sependapat dengan anda, soal menganggap misonaris sebagai mata2, mungkin anda tidak tau kalau daerah-daerah timur indonesia seperti NTT, Maluku dan papua itu dibangun dari tangan para misonari jauh sebelum indonesia merdeka, mereka datang jauh menggalkan keluarga, harta, dan negara mereka, untuk hidup di kampung yang masih primitif di tengah hutan dan akhirnya bisa berbicara bahasa lokal (daerah), mereka mendirikan sekolah, rumah rumah sakit, membangun infrakstruktur dan masih banyak lagi didaerah-daerah pedalam yang tidak tersentuh oleh pemerintah waktu itu, semuanya itu dibuat bukan untuk memecahkan negara ini seperti yang anda katakan tapi mereka membangun untuk pemerataan wilayah yang tidak sempat terjamah waktu itu, saya sekolah di sekolah katolik dan disana diarjarkan bahwa negara itu adalah perwakilan yang sah dari Tuhan jadi dengan mengabdi terhadap negara berarti kita mengabdi juga pada Tuhan itu pun diarjakan oleh seorang misonaris asing, dan itu saya tidak pernah dengar ketika saya berada disekolah negeri. Sejak ada kebijakan pemerintah untuk menasionalis kan semua warga negara asing dan saat itu juga mereka sudah jadi wni dan mereka jauh lebih nasionalis dari pada yang anda pikirkan. Saya juga pernah hidup di timorleste dan tidak ada kaitan sama sekali kemerdekaan timorleste dengan para misonaris kalian saja yang selalu mencurigai setiap orang asing yang masuk. OPM, GAM, RMS, itu hanya salah satu upaya kecil agar bisa di perhatikan dunia, ingat bukan Fretelin yang memerdekakan Timor leste,... kalau hanya modal M16, AK47 ataupun RPG mana bisa mereka merdeka tidak sebanding dengan kekuatan TNI waktu itu , tapi indonesia justru lengah dengan seorang jose Ramos Horta, setelah dapat hadiah nobel semua mata didunia terju pada dia alhasil dia berhasil memenangkan resulusi di PBB mengalahkan Ali Alatas waktu itu jadi yang perlu di waspadai itu sebenarnya orang-orang yang didalamnya yang punya pengaruh di Internasional itu yang harus segera ditangkap. Jadi tidak usah saling mempersalahkan kita mesti lebih banyak berkaca dan menggunakan pendekatan yang lebih baik dengan cara mengambil hati, tidak ada gunanya pedang vs pedang pasti akan ada banyak korban cara yang pemerintah ambil itu sudah merupakan cara yang terbaik.
HapusYo monggo di kalo mau nyoba tni.
BalasHapusBiar tni semakin jaya.
Opm adalah terroris kristen....
BalasHapus