Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansya'ad Mbai (img : KOMPAS/LUCKY PRANSISKA) |
Ansyaad diminta tidak menyampaikan informasi yang kurang tepat untuk dikonsumsi publik, seperti Gedung Kompleks Parlemen Senayan di Jakarta yang menjadi salah satu target teroris.
"Bila memang informasi itu valid, seharusnya hanya disampaikan kepada instansi terkait untuk diantisipasi. Koordinasi dengan mereka akan lebih baik daripada mengumbar data intelijen ke publik," kata Ketua Kelompok Fraksi PKS di Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy di Jakarta, Senin (10/9/2012).
Aboe Bakar mengatakan, mengumbar informasi mengenai target teroris, terutama di wilayah Ibu Kota, bisa membuat publik resah dan ketakutan. Akibatnya, kata dia, pernyataan kepada media itu yang malah bisa menimbulkan teror.
Sebelumnya, Ansyaad menyebut Mujib, terduga teroris yang ditangkap di Poso, mengaku bahwa DPR menjadi target serangan. Survei lokasi telah tiga kali dilakukan. BNPT telah menyampaikan pengakuan itu kepada pihak Sekretariat Jenderal DPR.
Ansyaad pun mengaku sudah mempertimbangkan sebelum menyampaikan pengakuan itu ke media. "Itu memang saya pikirkan sejak awal, pasti dituduh bikin panik. Tapi, saya kira itu yang terbaik. Jangan sampai kita belum beritahu," kata dia beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua Komisi III Nasir Djamil mengaku tak percaya jika Parlemen menjadi target teroris. Jika memang Kompleks Parlemen ingin diserang, kata dia, sebenarnya mudah dilakukan karena setiap orang bisa masuk dan pengamanan tidak terlalu ketat.
"Saya enggak percaya ini menjadi sasaran teroris walaupun betul simbol negara. Di sini tidak punya hal-hal yang barangkali dianggap mereka penting untuk dibom. Saya pikir hal-hal seperti ini enggak usah diumumkan. Cukup disampaikan kepada pihak terkait," kata Nasir.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar