Ketua Komisi III DPR, Gede Pasek Suardika, menilai insiden yang terjadi antara Brimob dan Sabhara Polda Jateng sangatlah memalukan. DPR meminta diberikannya sanksi tegas kepada pihak yang telah memalukan institusi tersebut. "Memalukan. Polisi merusak citranya sendiri," kata Pasek ketika dihubungi, Kamis (25/7).
Politisi Partai Demokrat itu mengungkapkan bahwa kejadian tersebut memperlihatkan atasan tidak disegani dan tidak memiliki wibawa di hadapan anak buahnya. "Apalagi urusannya karena masalah sepele," imbuh dia. Seorang komandan, menurut dia, harus memantau pergerakan anak buahnya. "Masa dibiarkan begitu saja merusak korps sendiri," tandas dia.
Anggota Komisi III DPR, Aboebakar Alhabsyi, juga menyayangkan insiden tersebut. Menurut dia, Kapolda Jateng harus segera mengambil tindakan tegas, jangan sampai kejadian serupa terulang. "Seharusnya kejadian seperti ini tidak boleh terjadi. Masak aparat dalam satu kesatuan saling serang," kata Aboebakar.
Kapoksi Fraksi PKS ini mengatakan harus ada pengondisian yang maksimal supaya tidak terjadi aksi balasan. Di sisi lain, Kapolda juga harus melakukan penyidikan mengenai penyebab dari aksi tersebut. "Reward and punishment haruslah diberikan agar memberi efek jera pada pelaku tindakan indisipliner," tandas Aboebakar.
Salah Paham
Seperti diketahui, sekelompok anggota Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Jateng terlibat bentrokan yang berbuntut perusakan kantor Direktorat Sabhara Polri di Mijen, Jawa Tengah, Rabu (24/7), sekitar pukul 22.30 WIB. Keributan diduga dipicu salah paham dengan isi kiriman pesan singkat.
Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, kejadian perusakan dan pemukulan yang terjadi antara Satuan Brimob dan Sabhara terjadi karena adanya kesalahpahaman. "Kejadian terjadi pada 20.30 WIB. Anggota Satuan Brimob mendatangi kantor Direktorat Sabhara dengan motor, berusaha menanyakan kiriman BBM (pesan singkat) yang mereka terima, bernuansa tidak menyenangkan, terhadap anggota Satuan Brimob. Saat bertanya, terjadi silang pendapat, sehingga terjadi pemukulan, namun sudah diatasi Kapolda Jawa Tengah," kata Ronny.
Dalam kasus tersebut, delapan orang mengalami luka-luka, empat dari Brimob dan empat dari Sabhara. Dia memerinci para korban dari pihak Sabhara ialah Bripda Irham (21) dengan luka sobek 3 cm di kaki kiri, Bripda Aditya (19) dengan luka 2 cm di kaki kanan, Bripda Anugrah Dwi (20) dengan luka sobek sepanjang 10 cm pada tangan kanan, dan Bripda Fajar Gunanto (20) dengan luka memar pada wajah akibat pukulan benda tumpul.
Adapun korban dari Satbrimobda ialah Bripda L Lukita dengan memar pada paha kanan, Bripda Setia Aji dengan luka kaki kiri, Bripda M Nur Solihin dengan memar pada bahu kanan, dan Bripda Pundi Lingga Pratama dengan luka lecet pada kaki kanan.
Dia menjelaskan anggota Brimob dan Sabhara yang terlibat kericuhan baru selesai pendidikan Bripda (Brigadir Polisi Dua) selama enam bulan. "Mereka bripda yang baru bertugas di Polda Jawa Tengah." Para anggota Brimob yang datang ke kantor Direktorat Sabhara itu awalnya menanyakan keberadaan Bripda Fahri.
"Anggota Brimob yang datang itu menanyakan Bripda Fahri sesuai pengirim BBM. Penerimanya belum diketahui, tapi 30 anggota yang datang. Ini masalah guyonan, tidak ada kaitan dengan masalah Satuan Brimob dengan Sabhara. Ini permasalahan yang sifatnya pribadi. Sumber pertama pribadi, dari Fahri pada kawannya satu letting, bukan karena beda fungsi tidak saling mengenal," tukas Ronny.
Menanggapi adanya kasus tersebut, Ronny mengatakan perlu dilatih sikap sabar di antara mereka. "Mungkin saja mereka baru melaksanakan tugas, guyonan tersebut ditanggapi dengan emosional," kata Ronny.
Dia menjelaskan pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) di polda-polda, telah diberikan untuk pengasuhan yang berikan latihan sikap mental. "Kedisiplinan juga melatih sikap mental yang bersahabat, sosial, pada kawan dan masyarakat. Pelatihan itu tidak pernah berhenti selama dia bertugas di kepolisian," tukas Ronny.
Ditanya apakah komandan dari dua satuan tersebut akan diperiksa, Ronny mengatakan untuk sementara fokus pada anggota. Yang diperiksa 30 anggota Satuan Brimob yang mendatangi Direktorat Sabhara tersebut dan anggota Sabhara yang terlibat pertengkaran.
Hingga saat ini, Divisi Profesi dan Pengamanan (Div Propam) Polda Jateng masih memeriksa 30 anggota Satbrimob tersebut, dan beberapa anggota Sabhara yang terlibat pertikaian dengan status sebagai saksi dan terperiksa untuk kasus pelanggaran disiplin. (KJ)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 26 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar