Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk yaitu PT GMF AeroAsia mulai mempersiapkan fasilitas perawatan pesawat terbang bermesin baling-baling (turboprop). GMF bakal menggadeng PT Indopelita Aircraft Services yang telah berpengalaman merawat pesawat bermesin turboprop.
Langkah GMF masuk ke bisnis perawatan bermesin turboprop dilakukan, karena melihat penggunaan pesawat turboprop diprediksi tumbuh signifikan di Indonesia pada masa mendatang. Apalagi ada rencana kehadiran pesawat Regio Pro 80 (R80) karya BJ Habibie yang bakal beroperasi 2018.
"Pertumbuhan pasar seperti ini yang harus kita antisipasi sejak sekarang,” ucap Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto dalam keterangannya seperti dikutip Sabtu, (12/10/2013).
Seperti diketahui, beberapa maskapai domestik sudah memesan pesawat R80 bermesin baling-baling dengan kapasitas 80 penumpang ini. Nantinya GMF AeroAsia akan melakukan pengembangan fasilitas perawatan pesawat dan pendukungnya milik Indopelita di Pondok Cabe.
Fasilitas yang dikembangkan antara lain, line maintenance, base maintenance, engineering dan planning, quality system, supply chain material, human resources hingga joint marketing dan joint venture.
"Kerjasama ini memang difokuskan untuk menggarap pasar perawatan pesawat turbo propeller," kata Richard.
Richard menambahkan, selama ini GMF AeroAsia menangani perawatan pesawat bermesin jet dari berbagai tipe. Sedangkan Indopelita Aircraft Services memiliki kapabilitas dan pengalaman menangani perawatan pesawat turboprop.
Saat ini, GMF mendapatkan kepercayaan dari Garuda Indonesia untuk menangani perawatan pesawat turboprop ATR72-600 yang akan dioperasikan Garuda mulai Desember 2013. "Karena itu, kami menggandeng Indopelita untuk menangani perawatan pesawat ATR72-600 ini," katanya.
Pasar perawatan pesawat turboprop diprediksi tumbuh signifikan seiring pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya terpusat di Jakarta. Apalagi secara geografis, jenis pesawat turboprop dinilai paling cocok dengan kondisi kepulauan Indonesia.
"Berdasarkan beberapa analisa, Asia Tenggara merupakan pasar terbesar pesawat turboprop. Sebanyak 50% lebih dari total produksi pesawat turboprop dunia diserap oleh pasar di Asia Tenggara," sebutnya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 18 Oktober 2013
GMF Siapkan Fasilitas Perawatan Untuk Pesawat R80 Buatan BJ Habibie
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar