Cari Artikel di Blog Ini

Kamis, 16 April 2015

Profil Letkol Firman, Pilot F-16 yang Terbakar di Halim

Jet tempur F-16 terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma. Belum diketahui penyebabnya. Sang pilot, Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono, selamat. Ini profil perwira menengah berusia 41 tahun tersebut.

Firman berasal dari Sidoarjo, Jatim, dan lahir dari keluarga TNI AL. Ia merupakan lulusan terbaik SMA Taruna Magelang dan ikut seleksi AKABRI serta lulus di TNI AU.


Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono (dok detikcom)
Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono (dok detikcom)

Saat ini, Firman menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Selain pendidikan di TNI, dia juga meraih gelar S2 dari University of New South Wales Australia tahun 2011.

Awal Juli 2014, ada 3 jet tempur F-16 yang akan dibawa dari AS ke Indonesia. Firman dipercaya menjemput pesawat tersebut. Dia kebagian mengawaki, sebab pilotnya adalah orang AS. Dua pesawat lainnya juga dipiloti personel angkatan udara AS.


"Ini pengalaman pertama saya, terbang selama 10 jam nonstop dengan pesawat tempur," kata Firman yang memiliki 3 anak itu saat ditemui detikcom di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru akhir Januari 2015 lalu.

Pada Agustus 2014, Firman memegang rekor 2.000 jam terbang dengan menggunakan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.

Pagi ini, Kamis (16/4/2015), pesawat F-16 yang dipilotinya terbakar saat hendak take off. Firman berhasil menyelamatkan diri namun tak urung dia menderita luka yaitu siku kiri mengelupas, punggung belakang panas, leher luka, dan luka kecil di siku kanan. (Detik)

3 komentar:

  1. pilot nya sdh pengalaman, tp klw diberi pesawat bekas yg sdh 30 thn, dan di upgrade ttp sj itu barang bekas yg di perbaharuhi, bagaimana mau bertempur, di udara pasti jd bulan2an di lock pesawat musuh dgn tipe yg sejenis. pesawat canggih itu mempengaruhi rasa PD para pilot untuk menerbangkan nya..si elang blok 52, itu jadul..mau melawan milik singapur sdh pasti, jd sasaran rudal..mereka sdh blok 52+++..60..mmg kita jd penampungan barang rongsokan ASU...

    BalasHapus
  2. Benar mas kaka TNI itu kekuatannya hanya
    Buat menangkal/melawan separatis dalam negeri
    Seperti teroris lokal, gam atau pemberotakan lainya
    Di daerah. Untuk berperang dengan negara lain,
    TNI tidak punya kekuatan offensif/ menyerang jadi
    Sebenarnya kekuatan TNI cuma defensif/bertahan,
    Ini analisa saya lho.

    BalasHapus
    Balasan
    1. krn dokrin militer kt kan tdk untuk ofensif..musuh masuk kewilyah kt baru hantam, klw untuk ofensif, banyak faktor yg hrs di benahi, baik inprastuktur,,ketersediaan cadangan stock BBM dlm negeri kt untuk 3bln, 4 bln cukup tdk ,tanpa supply,dan skuadron tempur kt minimal ada 12, skuadron klas utama, seperti su 27, su 30, su 34, su 35, rafale F 50 faxpak..diluar F16 jadul dan hawk 100 dan kapal transport . dan kt hrs memiliki rudal yg mumpuni , diatas yakont yg berjarak 500,km keatas..serta kapal perang,yg memadai, serta kapal selam yg cukup, dan sistem radar dan arhanud jarak sedang dan jauh semisal S400...nah baru TNI kt gagah, posisi tawar tinngi semasa kt di era th 60..

      Hapus

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters