Pemerintah Australia memastikan akan menghibahkan empat pesawat Hercules jenis C 130 kepada pemerintah Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Australia, Stephen Francis Smith usai pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (5/9).
Terkait hibah, Menhan Purnomo terima kasih kepada Pemerintah Australia melalui Menteri Pertahanan. Sedangkan enam Hercules lainnya dari Australia, menurut Purnomo, bukan digratiskan, melainkan dijual.
“Meskipun empat Hercules itu dihibahkan tentu kita perlu biaya untuk up grading atau dibuatkan sesuai keinginan kita,” katanya. Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsuddin mengatakan Hercules akan digunakan untuk transportasi udara dan untuk bantuan kemanusiaan.
Pengadaan Hercules transportasi dan pengangkutan bantuan kemanusiaan, dinilai Sjafrie, sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Sjafrie: Proses Pembelian 6 Hercules dari Australia Belum Dimulai
WAKIL Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsuddin, mengatakan, rencana pembelian enam Hercules dari Australia harus melewati proses, baik proses administrasi, proses politik maupun proses pembelian. “Ketiga-tiganya itu belum implementasi,” kata Sjafrie Sjamsuddin di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (5/9).
Untuk mengimplementasikan rencana pembelian itu, menurut Sjafrie, Kemhan akan mengajukan proses administrasi yang bersamaan waktunya dengan mengajukan proses politik dengan DPR. Kemhan juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan soal alokasi anggarannya. “Setelah itu baru semuanya bisa jalan ke proses pembelian,” katanya.
Proses pembelian yang disepakati, kata Sjafrie, adalah Army Military Self Office (AMSO), satu bentuk baru Departemen Pertahanan Australia, sama dengan proses Foreign Miliatry Sales (FMS) di Amerika Serikat. “Jadi itu bentuk linearnya adalah proses government to Government,” katanya.
Menurutnya, seandainya proses administrasi, proses politik dan proses anggaran bisa dilakukan maka pembeliannya melalui AMSO.
Sjafrie juga menjamin, proses pembelian alutsista berjalan secara transparan dan akuntabel. Karena proses pengadaan harus terlebih dahulu mendapatkan supervisi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan dikonsultasikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Biasanya pembelian selalu berpikir prevention. Artinya, prosesnya bisa dilakukan atau tidak. Jika tidak, apa yang mesti diperhatikan,” katanya.
Sjafrie mencontohkan, pembelian Main Battle Tank seperti Tank Leopard dari Jerman, semuanya masuk di boks akuntabilitas terlebih dahulu, baru dilakukan pembelian. “Jadi kalau ada pengamat yang mengkritik, itu bagian dari upaya bagaimana meningkatkan ketelitian dalam proses pembelian,” katanya.
Sumber : Jurnas
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 05 September 2012
Australia Pastikan Hibah Pesawat Hercules untuk Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
"Bangkitnya Teknologi Nuklir Indonesia" Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa ...
-
Banyak orang yang menunggu kapan pesawat R-80 yang merupakan pengembangan dari pesawat N250 buatan Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih...
-
Ketika Indonesia mulai serius membangun armada pesawat tempur Sukhoi, datanglah godaan dari Amerika Serikat yang menawarkan pesawat tempur ...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Keterlibatan Indonesia dalam pembuatan pesawat tempur KFX/IFX dengan Korea Selatan, menjadi sebuah lompatan bersejarah bagi Indonesia. Hal ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Perancis menawarkan pembuatan pesawat tempur Rafale di Malaysia, jika negara Jiran itu mau memilih Rafale sebagai pesawat tempur baru mereka...
-
Secara resmi Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet - kini Rusia, sudah berakhir dua dekade lalu. Perang dua kekuatan...
SELAIN PESAWAT KFX SEMOGA
BalasHapusSAJA DAN BERUSAHA BELI ATAU
MEMBUAT SEPERTI
PESAWAT ANTONOV CARGO
LOGISTIK pesawat 10
terbesar di seluruh dunia
UNTUK LOGISTIK BATUAN
BENCANA ALAM DI RIBUAN
PULAU LUAS WILAH KITA 13%
DARATAN TERBESAR SELURUH
DUNIA DAN JUGA MENAMBAH
PERTAHANAN KEAMANAN LINTAS
UDARA DALAM PERTAHANAN
INDONESIA, TANAH AIR KU
INDONESIA RAYA,
Australia sdh berhasil thd Indonesia dg nabok nyilih tangan, masalah timor leste dan utk menutup kesalahannya menghibahkan hercules. Contoh2 negara yg mendapat tanda merah, dlm pergaulan dunia dan hrs punya strategi tersendiri thdnya.Miris....
BalasHapus